Senin 14 Jul 2014 20:39 WIB

Prabowo Harus Legowo Jika Jokowi Menang

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Agung Sasongko
Prabowo Subianto
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Prabowo Subianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capres koalisi merah putih, Prabowo Subianto, harus legowo jika KPU memenangkan Jokowi - JK pada pilpres ini. Sikap legowo merupakan keniscayaan yang diwujudkan dengan tetap mendukung pembangunan bangsa ini.

Ketua Presidium Aliansi Nasionalis Nadhliyin (ANN) Edwin H Sukowati mengingatkan kepada Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan pendukungnya untuk legowo manakala nanti hasil perhitungan suara Komisi Pemilihan Umum menyatakan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres.

Pilpres ini bukanlah akhir dari segalanya. Pengabdian itu bisa dimana saja. Mungkin saja lima tahun ke depan nanti, Prabowo bisa mencalonkan lagi.  "Kita harapkan Prabowo sebagai Sapta Margais sehingga paham sekali dengan NKRI," kata Edwin didampingi Presidium ANN Marihot dan Bob Randilawe kepada wartawan di Jakarta, Senin (14/7).

Dia pun mengatakan, begitu berat cobaan yang dihadapi Jokowi-JK saat masa pilpres. Mulai dari kampanye hitam dengan berbagai fitnah dan lainnya. Meski demikian, Edwin mengingatkan bahwa pilpres merupakan alat demokrasi. Sedangkan alat demokrasi adalah untuk mewujudkan keadilan dan kemakmuran rakyat berdasarkan UUD 45.

"Jadi, terlalu kecil kalau sampai yang namanya pilpres ini harus memecah belah bangsa," katanya.

Menurut Edwin, reputasi lembaga survei yang melakukan quick count cukup baik. Sehingga pihaknya meyakini Jokowi-JK menjadi pemenang. Bahkan, ia mengingatkan, metode ilmiah yang modern dalam quick count jangan sampai ternodai atau mentah akibat keinginan beberapa gelintir orang.

"Sehingga metode yang berlaku internasional terkait survei sampai tidak berlaku di Indonesia. Kalau begitu, primitif sekali Indonesia," ujarnya.

Dia pun mengingatkan KPU untuk berhati-hati dalam melakukan tabulasi data. Kalau ada sesuatu yang janggal harus diusut. Bahkan, kata dia, bisa dilakukan audit kertas suara. Seperti yang pernah dilakukan saat pemilihan presiden Amerika Serikat, beberapa periode lalu.

"Intinya saya hanya mengingatkan, jangan sesekali membawa Indonesia ini untuk kepentingan kelompok dan segelintir orang," kata dia.

Sedangkan Bob Randilawe tetap meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono netral, pro aktif dan tidak pasif untuk mengawal penyelesaian perhitungan suara. Dia berharap mayoritas suara rakyat tetap terjaga. "Kita harapkan presiden

bisa menorehkan tinta emas di akhir masa jabatannya," kata Bob.

Ia pun mengatakan, stabilitas keamanan harus tetap terkendali seperti selama 10 tahun terakhir di bawah pemerintah SBY ini. "Selama 10 tahun ini stabilitas keamanan sangat baik," ujar Bob.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement