Rabu 06 Apr 2011 16:37 WIB

Bangun Pembiayaan Mikro, IDB Kucurkan 50 Juta Dolar AS

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Islamic Development Bank (IDB) bakal mengintensifkan pembiayaan mikro di Indonesia. Menurut Manager Country Division I Southeast Asia and Suriname IDB, Ahmed Saleh Hariri, pihaknya bakal mengucurkan dana hingga 50 juta dolar AS untuk mendukung hal ini.

''Saat ini, kami sedang mencoba menjaring kerja sama dengan sejumlah bank syariah di Indonesia,'' katanya saat ditemui Republika di Hotel Kempinski, Selasa (5/4) malam. Meski enggan menyebutkan dengan bank mana saja IDB bakal menjalin kemitraan, ia optimis hal ini akan meningkatkan perkembangan keuangan syariah di Tanah Air.

Ahmed berujar sebenarnya terdapat alasan khusus mengapa IDB memfokuskan salah satu kegiatannya pada sektor mikro. Diutarakannya, terkadang sektor ini dilupakan sejumlah pihak.

Padahal, menurutnya, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. ''Jadi kami harap hal ini nantinya bisa menjadi langkah pengembangan ekonomi masyarakat,'' katanya.

Untuk pengembangan perbankan syariah, IDB akan mulai melakukan pengembangan perbankan syariah di luar Jawa dan Bali. Menurut Ahmed, tiga wilayah yakni Sumatera Selatan, Kalimantan dan Sulawesi bakal menjadi perhatian. ''Selama beberapa tahun terakhir kami fokus ke dua wilayah ini. Kami rasa kini saatnya memfokuskan ke wilayah lainnya, karena Indonesia memiliki pasar yang amat besar,'' jelasnya.

Sejumlah bank lokal dan jaringannya bakal diajak untuk berkerja sama. Selain itu, IDB pun bakal melakukan investasi di beberapa bank untuk membuat bank syariah baru. ''Target kita akan muncul banyak bank syariah di Indonesia,'' katanya. Ia berharap dalam empat tahun ke depan, pangsa pasar perbankan syariah di Tanah Air bisa mencapai lima persen.

Sebelumnya, IDB telah berkomitmen untuk mengucurkan dana hingga tiga miliar dolar AS untuk membantu Indonesia. Ahmed mengaku IDB akan mulai mengucurkan pembiayaan ini hingga empat tahun ke depan.

Bantuan keuangan akan diperuntukan untuk empat sektor. Selain keuangan syariah, hal ini akan ditujukan untuk pengembangan sektor pertanian, infrastruktur dan pendidikan.

''Mei nanti, melalui IDB Day, di Indonesia kami akan melaunching sejumlah kerja sama ini,'' jelasnya. IDB pun akan mengajak Indonesia berpartisipasi dalam pengembangan ekonomi syariah di sejumlah negara seperti berbagi pengalaman dengan negara lainnya mengenai pembangunan di Indonesia.

IDB dibentuk sejak tahun 1974 dan hadir di Indonesia sejak 37 tahun lalu. IDB memiliki 56 negara anggota dan aktif dalam pengembangan perbankan syariah, tak hanya di negara mayoritas tapi juga minoritas Muslim.

Tak Sesuai Harapan

Sementara itu, saat dimintai pendapat tentang pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia secara keseluruhan, Ahmed mengaku sempat melihat pertumbuhan yang tidak sesuai harapan. Ia melihat, meski sejumlah kalangan menginginkan pertumbuhan yang kuat dari perbankan syariah, namun sayangnya hal ini tidak didukung regulasi yang cukup. "Meski demikian, kita tetap yakin akan terus ada pertumbuhan. Kita akan upayakan agar pasar semakin terbuka lebar," katanya.

Kenyataan serupa juga diakui Media Relation IDB, Khaled Nazer. Menurutnya ia melihat pemerintah Indonesia cenderung terlihat santai dalam pengembangan syariah dibanding negara lainnya seperti Malaysia yang lebih agresif dalam mengembangkan perbankan syariah.

"Saya tidak bisa mengatakan mengapa ini terlihat seperti itu," katanya.  Namun, dirinya tetap yakin  pemerintah Indonesia pasti akan terus membuat regulasi yang mendukung kemajuan perbankan syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement