Kamis 22 Jun 2017 04:04 WIB
HUT Jakarta Ke-490

Jakarta Terancam tak Punya Pantai

Pantai Sampur
Foto: Antara/Pradita Utama
Pantai Marunda, Cilincing, Jakarta Utara

Aktifis lingkungan dari Ciliwung Institute, Sudirman Asun yang saya temui terpisah menilai keberadaan pantai menjadi sangat penting agar manusia Indonesia memiliki rasa memiliki laut dan ingat akan budaya air. Sudirman juga menganggap dibangunnya penahan air di sepanjang teluk Jakarta merupakan bentuk ketakutan terhadap laut.

Ia berpendapat, keterhubungan masyarakat secara emosi dan secara penghidupan kultur itu merupakan bagian dari adaptasi. “Jika kamu melihat sungai di Sumatra, dan Kalimantan, model rumahnya adalah panggung, kenapa? Karena itu bagian dari model adaptasi. Nenek moyang kita zaman dulu bijak berbagi ruang dengan air,” tutur Sudirman ketika ditemui di Kedai Kopi Jatam di daerah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Laut tidak semestinya dimusuhi dengan dibuat tanggul, atau dibuat pulau reklamasi dengan harapan mengurangi dampaknya langsung ke Jakarta. Menurut aktifis lingkungan yang juga buka kedai kopi tersebut menilai kebijakan pemerintah hanya sebagai bentuk reaktif.

“Pemerintah harus objektif, jangan cuma reaktif. Pemerintah hanya berpikir solusi jangka pendek, banjir rob ya ditanggul, padahal penurunan permukaan tanah, ketersediaan air bersih pemerintah di Jakarta keterpenuhannya paling kurang 50 persen,” katanya.

Zaman memang sudah maju. Perubahan adalah sebuah keniscayaan. “Kita ingin mengembalikan 100 persen agak susah ya, tapi kalau bisa jangan diteruskan lagi modernisasi fisik, karena kita nanti enggak punya pantai,” kata Ridwan penuh harap.

Tidak heran jika akhir-akhir ini kejahatan, dan kekerasan, serta tindak kriminal semakin marak dilakukan. Ridwan menganggap hal itu disebabkan karena generasi saat ini dinilai kurang piknik. “Jadi kita jangan melihat sepihak saja persoalan ini. Saya setuju hukum ditegakkan, tetapi dibalik itu semua ada problema sosial. Dimana sih kita mau bersantai di Jakarta?,”  tanya Ridwan.

Akhirnya saya menemukan pantai yang saya cari, meskipun hanya saya temukan lewat cerita dari sejarawan dan orang-orang yang pernah hidup di zaman keemasan Pantai Sampur dan Pantai Cilincing. Sungguh ironis, ketika letak Jakarta yang berada di pinggir laut, namun hanya sedikit pantai yang bagus dan tidak ada yang gratis. “Kenapa enggak cenderung untuk hiburan rakyat?,” tegas Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement