Kamis 26 Apr 2018 04:19 WIB

Kongkalikong, Kisah Koruptor Ceramah Cara Berantas Korupsi

Cerita karangan Firman Muntaco itu diterbitkan di Berita Minggu

Pejabat negara rawan terjerat korupsi (ilustrasi).
Foto: Theafricanbusinessreview.com
Pejabat negara rawan terjerat korupsi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Buku Gambang Jakarta karya almarhum Firman Muntaco, maestro sastrawan Betawi tahun 1950-an dan 1960-an banyak diminati. Sebab, karya-karya Firman Muntaco yang dimuat di mingguan Berita Minggu dengan judul Gambang Jakarta sangat digemari para pembaca. Tidak heran kalau mingguan itu mencapai teras ratusan ribu eksemplar berkat daya tarik tulisan Firman.

Setelah peristiwa G30S, Berita Minggu tidak terbit lagi, karena koran PNI tersebut dianggap pro kelompok kiri. Kemudian Firman menulis cerita yang sama di sejumlah harian. Salah satu judul tulisannya adalah Kongkalikong —berkisah tentang seorang kepala jawatan yang memberikan ceramah tentang korupsi dan pemberantasannya, tapi ia sendiri ternyata koruptor kelas kakap.

Tulisan itu menunjukkan korupsi sudah merajalela sejak penyerahan kedaulatan awal 1950-an. Tidak heran kalau Bung Hatta pernah menyatakan korupsi sudah merupakan budaya bangsa. Tapi, baiklah kita simak sedikit cerita almarhum Firman Muntaco berjudul Kongkalikong.

Dalam rangka penyempurnaan Djawatan, tibalah kini giliran Pak Sanen —kepala kantor yang akan berceramah di depan pegawai-pegawainya tentang masalah pelik: ”Korupsi & Pemberantasannya."

"Sudare-sudare," kata beliau, "ketahuilah koropsi itu adalah sejahat-jahatnya penyakit di kolong langit ini. Die lebih jahat dari kolera. Lebih jahat dari cacar, karena dia merusak dari dalem, ya dari dalem! Mangkanya dia disebut diumpame musuh dalam selimut! (Mandek sejenak).

Eh, sudare-sudare binatang macam yang dikata galak kita usir same senapan, tapi kalo kutu busuk dalam selimut? Hi! Diem-diem waktu kita enak-enakan ngorok, dia ngegigit sampe dareh kita abis disedotnya, dalam hal ini kehancuran negara yang dimaksud. Begitulah kalo sudare-sudere mau tau secare kasarnye apa yang disebut korupsi! (Berhenti lagi sebentar).

Nah, lantaran terang die punye kejahatan, maka marilah sekarang rame-rame kita basmi, kita sikat to the bottom! Tapi pegimane membasminye? Bagaimane menyikatnye? Ini die yang saye mau kupas di hadepan sudare-sudare sekalian. Rhm-ehm (beliau terbatuk-batuk).

Denger sudare-sudare, korupsi itu hanya bisa dibasmi dalem diri kite juga. Ni dari sini! (Beliau menunjuk dadanya). Lantaran ude dibilang, die itu barang yang tida keliatan. Tidak kecil tidak gede. Bukan lelaki juga bukan perempuan!”

"Banci ngkali, pak!" nyeletuk seorang hadirin.

"Ho-oh, gitu deh kire-kire. Dan …. seperti juga penyakit, korupsi pun bermacam-macam. Ade korupsi duit, korupsi tenage, korupsi waktu, dan ada juga korupsi… pangkat!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement