Senin 29 Aug 2016 07:00 WIB

Sejak Jadi Hutan Beton, Jakarta 'Mati Kutu' Hadapi Banjir

 Petugas menyiram kendaraan terjebak banjir di parkir basement di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Ahad (28/8)(Republika/Wihdan)
Foto: Republika/ Wihdan
Petugas menyiram kendaraan terjebak banjir di parkir basement di Jalan Kemang Raya, Jakarta, Ahad (28/8)(Republika/Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab

Sebagian besar wilayah DKI Jakarta kini dilanda banjir. Padahal curah hujan belum mencapai puncaknya. Baru sekitar Januari atau Februari mendatang. Di kedua bulan itulah biasanya curah hujan sangat tinggi. Apalagi bertepatan dengan tahun baru Cina alias Imlek.

Bagi masyarakat Cina hujan di saat-saat Imlek diyakini akan membawa hokki alias rezeki. Laksana air yang turun dari langit, begitu sebagian pendapat mereka. Tapi tentu saja mereka tidak mengharapkan banjir saat Imlek yang juga tidak pernah luput menimpa kawasan China Town.

Tetapi, banjir tahun ini diperkirakan bakalan lebih luas karena daya serap air tanah semakin rendah dan penyempitan sungai semakin parah. Di samping pemanasan global.

Tidak hanya itu, para pengembang juga dituding sebagai salah satu penyebab. Bila diingat 80 persen daratan Jakarta sudah dipadati bangunan. Padahal dalam Rencana Induk Jakarta 1965–1985 ruang terbuka hijau sebagai taman kota seharusnya 60 persen.

Dulu, daerah Kebayoran Baru dan Menteng semasa gubernur Ali Sadikin hanya diperuntukkan bagi perumahan. Dari kedua kawasan di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, para pemukimnya pergi bekerja keluar. Kini kedua daerah itu berdiri perkantoran dan berbagai pusat bisnis yang membludak.

Kawasan Kuningan, Setiabudi dan Kemang dulunya merupakan pusat bisnis susu. Ratusan warga Betawi dengan mengayuh sepeda pagi dan sore mengantarkan susu yang dikemas dalam botol ke pelanggan-anggannya di Menteng, Cikini dan Kebon Sirih. Sementara warga Betawi berduit memelihara puluhan sapi untuk diperah susunya.

Kabar terbaru, Kemang yang merupakan wilayah elite di Ibu Kota digenangi air. Entah berapa kerugian dari banjir tersebut, genangan air melumpuhkan salah satu pusat bisnis di Jakarta itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement