REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Alwi Shahab
Maret 1942 Jepang mendarat di Indonesia tanpa perlawanan Belanda yang babak belur di Perang Dunia II. Padahal, sebelumnya Negeri Kincir Angin itu berikrar akan mempertahankan negeri jajahannya hingga tetes darah penghabisan.
Kedatangan balatentara Dai Nippon, yang menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia, disambut meriah oleh rakyat di seantero Nusantara. Di setiap jalanan Ibu Kota yang dilalui, pasukan Jepang yang datang bersepeda dari Banten, disambut sorak-sorai kemenangan.
Presiden Sukarno dalam buku "Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat" menulis, faktor pertama yang menyebabkan penyambutan spontan itu adalah adanya perasaan dendam terhadap tuan-tuan Belanda, yang telah dikalahkan penakluk baru. Tidak heran kalau rakyat menyambut Jepang sebagai pembebas mereka.
Bung Karno sendiri, pada masa pendudukan Jepang, duduk sebagai Ketua POETERA (Poesat Tenaga Rakyat). Hingga, selama revolusi fisik ia dituduh, terutama oleh NICA, sebagai kolabolator.