Kamis 15 Mar 2012 07:20 WIB

Pengusulan nama calon bandara baru di Sumut dipolitisasi

Rep: Nian Poloan/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Bandara baru Kuala Namu yang berlokasi di Deli Serdang, Sumatera Utara (Sumut), masih awal tahun depan selesai dan beroperasi. Namun, apa kelak nama bandara internasional pengganti Bandara Polonia Medan itu sudah mulai dipolemikkan dan berpotensi dipolitisasi.

Pemprov Sumut sendiri mengaku belum mengusulkan satu nama pun untuk bandara baru berkelas internasional terbesar setelah Soekarno-Hatta tersebut.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumut, Gatot Pujo Nugroho, mengaku masih menampung berbagai usulan menyangkut nama bandara di Kuala Namu tersebut. “Jadi tidak betul kalau pemprov sudah mengirim calon nama-nama bandara untuk Kuala Namu,” katanya, kemarin (14/3). Namun dia memastikan enam bulan sebelum bandara Kuala Namu dioperasikan, nama-nama itu sudah harus dikirim ke Kementrian Perhubungan, sebagai instansi yang berwenag memberi nama.

Gatot mengungkapkan, berdasarkan ketentuan yang ada tiga bulan sebelum bandara internasional beroperasi, maka nama bandara baru sudah harus di publish ke dunia internasional. Karenanya, sambung Gatot, enam bulan sebelum beroperasi Pemrov sudah harus mengusulkan nama kepada Kementerian Perhubungan. Bandara Kuala Namu sendiri ditargetkan selesai pada akhir tahun 2012 ini dan sudah harus beroperasi paling lambat pada awal tahun 2013.

Untuk itu, kata Gatot, Pemprov Sumut akan membuat tim kecil untuk mengusulkan nama yang tepat bagi bandara yang sudah lama ditunggu masyarakat Sumut tersebut kehadirannya. Tim ini nantinya yang akan menyerap berbagai aspirasi yang ada di tengah masyarakat melalui berbagai cara seperti seminar atau kajian dan lain sebagainya.

Gatot menuturkan hingga kini pihaknya sudah mencatat beberapa cama yang diusulkan sejumlah elemen masyarakat. Antara lain ada yang mengusulkan Adam Malik (mantan wakil presiden), Tengku Amir Hamzah (pujangga lama kelahiran Sumut), Sisingamangaradja (pahlawan nasional) dan Rizal Nurdin (mantan gubernur Sumut).

Dari keempat nama calon itu, nama Adam Malik banyak diusulkan. “Nama Adam Malik paling pantas, karena jasa dan pengabdiannya sudah sangat besar terhadap republik ini,” kata Asli Chan, seorang senior Angkatan 66 di Medan. Ia mengatakan, akan memperjuangkan nama itu sekuatnya, karena terbebas dari kepentingan politik di balik dari pemberian nama yang diusulkan oleh sejumlah komponen masyarakat lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement