Senin 31 Oct 2011 16:40 WIB

Gunung Anak Krakatau Mulai Keluarkan Letusan

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Djibril Muhammad
Gunung Anak Krakatau
Gunung Anak Krakatau

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Sejak berstatus Siaga III pada akhir September lalu, Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, mulai keluarga letusan, pada Senin (31/10). Warga kawasan sekitar Pulau Sebesi dan pulau terdekat lainnya, merasakan letusan tersebut dan kepulan asap dari puncak gunung lebih dari 100 meter.

Keterangan yang diperoleh Republika, Senin (31/10), letusan terasa ke telinga penduduk yang bermukim di pulau terdekat sebanyak tiga kali. Puncak gunung terlihat mengeluarkan asap hitam setinggi lebih dari seratus meter. Selain itu, getaran gempa gunung terjadi peningkatan yang tinggi dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Menurut Aan Kri, warga Kalianda, Lampung Selatan, warga yang berasal dari Pulau Sebesi dan Legundi merasakan adanya letusan GAK yang terdengar. Namun, letusan seperti ini masih dianggap warga setempat biasa, karena tahun-tahun sebelumnya sering terdengar letusan dan gemercik kilatan api di puncuk GAK.

"Kalau letusan kecil tersebut, warga sudah biasa mendengar dan melihatnya. Jadi, warga tidak panik," kata Aan, yang mendengar cerita warga setempat.

Ia mengatakan GAK batuk-batuk seperti ini sudah terjadi beberapa tahun lalu, tidak menjadi hal yang istimewa apalagi kekhawatiran bagi warga sekitar. Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Hargopancoran, Rajabasa, Kalianda, Lampung Selatan, Andi Suardi, belum bias dihubungi meski telepon selulernya aktif pada Senin (31/10).

Namun, laporan yang diperoleh pada pos pemantau tersebut, tercatat pada Senin ini, aktivitas kegempaan GAK meningkat dari hari sebelumnya mencapai enam ribu kali. Biasanya, frekuensi gempanya hanya berkisar 3.000 hinga 4.000 kali per hari. Namun, pada kali ini kegempaan GAK disertai letusan kecil sebanyak tiga kali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement