Jumat 08 Jul 2011 13:43 WIB

Kapolda Jatim: Saya Bukan Superman

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur yang baru, Irjen Pol Drs Hadiatmoko SH mengakui, "Saya bukan 'Superman' (manusia hebat), karena polisi memang bukan apa-apa tanpa dukungan masyarakat." Ia mengemukakan hal itu kepada wartawan di Mapolda Jatim di Surabaya, Jumat, sesaat setelah melakukan serah terima jabatan melalui "Farewell Parade" (upacara perpisahan) dengan Kapolda Jatim yang lama Irjen Pol Dr Untung S Rajab yang dipromosikan menjadi Kapolda Metro Jaya.

Menurut dia, dirinya akan meneruskan langkah Kapolda Jatim yang digantikan yakni Irjen Untung S Rajab untuk menjadikan polisi sebagai pelayan masyarakat, dan bukan minta dilayani masyarakat. "Karena itu, saya akan mengutamakan 'public service' (pelayanan masyarakat). Sedapat mungkin, saya akan mendorong jajaran untuk mampu mengamankan kamtibmas Jatim, saya nggak ingin ada gejolak di Jatim," ucapnya.

Selain itu, mantan Kapolda Bali itu juga berjanji akan berusaha sedapat mungkin melakukan antisipasi agar di Jatim tidak ada terorisme dan melakukan penegakan hukum secara adil dan berkeadilan, termasuk dalam kasus korupsi. "Untuk itu, saya minta jajaran untuk saling bahu membahu dengan masyarakat, termasuk wartawan, sebab Polri itu tidak ada artinya apa-apa tanpa peran serta rekan-rekan wartawan dan masyarakat. Kalau ada kekurangan di lapangan, saya minta wartawan untuk menghubungi saya," ujarnya.

Namun, ayah dari tiga anak laki-laki itu meminta untuk berimbang dalam pemberitaan, karena itu dirinya menyediakan diri untuk dihubungi wartawan setiap saat hingga jam 21.00 WIB agar pemberitaan yang muncul cukup imbang. "Jangan hanya salahkan anggota saja, kita perbaiki yang salah, tapi jangan berpikir negatif dulu. Saya akan minta intelijen meningkatkan penyelidikan untuk antisipasi dan reserse meningkatkan penyidikan untuk keadilan," paparnya.

Bahkan, kata mantan Kapolda Bali selama 11 bulan dan tiga hari itu, bila diperlukan akan menyiapkan tim "supporting" agar Jatim damai. "Itu untuk meningkatkan komunikasi, saya akan minta ulama membantu, karena Jatim ini 'gudang' ulama, apalagi saya juga 'khotmil Quran' (dalam Semaan Al Quran)," tuturnya.

Tiga kunci

Dalam sambutan pada "Farewell Parade", Irjen Pol Hadiatmoko menegaskan bahwa Polri ke depan menghadapi tantangan global berupa kejahatan transnasional seperti terorisme, narkotika, dan perdagangan manusia ("trafficking"). "Di Jatim, peningkatan industri dan heterogenitas masyarakat Jatim yang tinggi cukup rentan sasaran terorisme dan kejahatan transnasional lainnya, tapi saya akan berpegang pada tiga kunci yakni kemitraan, revitalisasi Polri, dan pelayanan prima," katanya.

Menurut dia, kemitraan Polri dengan masyarakat dan kemitraan Polri dengan instansi terkait harus dilakukan secara intensif, karena Polri tidak akan dapat melaksanakan tugas tanpa kemitraan dengan masyarakat. "Revitalisasi Polri juga harus dimantapkan lagi untuk mengubah 'mindset' polisi dari dilayani menjadi melayani masyarakat, sehingga akan berujung pada pelayanan prima dalam melindungi masyarakat dan menegakkan hukum," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Kapolda Jatim yang lama Irjen Pol Untung S Rajab meminya masyarakat dan wartawan untuk memberi dukungan yang lebih kepada Irjen Hadiatmoko daripada dirinya yang hanya menjabat di Jatim selama 3,5 bulan. "Saya minta maaf kepada masyarakat Jatim, karena belum dapat berbuat apa-apa selama 3,5 bulan. Saya mohon doa agar saya dapat mengemban tugas di Jakarta lebih baik lagi, karena tugas Kapolda Metro Jaya itu lebih pelik lagi," katanya.

Sebelumnya, Irjen Hadiatmoko sempat bertugas sebagai Kapolwil Pekalongan dan Wadir Tipiter Bareskrim yang akhirnya naik menjadi Dirtipiter Polri, lalu Kapolda Riau, Waka Bareskrim, Sahli Kapolri, dan Kapolda Bali hingga kini menjabat Kapolda Jatim. Saat menjadi Kapolda Riau, ia membongkar judi skala besar yang diduga memberi setoran kepada sejumlah jenderal polisi serta penyeludupan skala besar pula. Bahkan saat bertugas di Bareskrim Polri, dia juga sempat mencopot Kapolda Kalbar dalam operasi kayu ilegal yang dipimpinnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement