Kamis 09 Jun 2011 21:27 WIB

Madiun Masih Dibayangi Flu Burung

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN - Flu burung yang melanda daerah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, selama ini, masih terus mengancam. Itu terbukti dari ratusan ayam di Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, mati mendadak akibat penyakit tersebut.

Seperti yang terjadi pada ratusan ayam potong milik peternak di Desa Mojorayung, Kecamatan Wungu, Sarno. Ia menyebutkan dalam tiga hari ini ratusan ayam miliknya mati mendadak.

"Sudah ada sekitar 140 ekor ayam saya yang mati mendadak. Ayam yang mati tersebut membiru dan mengeluarkan liur. Kata penilik Dinas Peternakan, ayam saya itu terkena gejala flu burung," ujar Sarno, kepada wartawan, Kamis.

Ia sudah berupaya melakukan pencegahan penyebaran penyakit flu burung itu dengan penyemprotan obat, namun tetap saja belum berhasil. Bahkan, serangan tidak hanya flu burung saja, namun juga virus penyebab "newcastle disease" (ND).

"Saya rugi hingga jutaan Rupiah, karena jumlah ayam yang mati mencapai ratusan. Baik terkena flu burung maupun tetelo," kata Sarno, lagi.

Guna mengurangi kerugian, peternak terpaksa memanen ayam potongnya lebih dini. Padahal, idealnya ayam potong dipanen pada usia 37-40 hari. Namun, karena takut mati mendadak lagi, terpaksa ia memanen pada usia 29-30 hari.

"Otomatis, berat ayam yang dipanen juga menurun. Berat ayam yang ideal, mencapai 2,5 kilogram perekor saat panen, kini beratnya hanya sekitar 1,8 kilogram per ekor," terang dia.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun, Santoso, membenarkan masih terjadi serangan flu burung dan tetelo di wialyahnya. Ini disebabkan karena anomali cuaca selama ini.

Selama tahun 2010, tercatat ada 3.861 ekor ayam yang mati akibat tetelo dan 15 kasus flu burung dengan jumlah kematian ayam sekitar 178 ekor. Karena itu, pihaknya mengimbau agar para peternak menjaga kebersihan kandang dan melakukan karantina pada ayam yang baru.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement