Ahad 10 Apr 2011 07:02 WIB

Duh Harga Sayur Turun 1000 Persen, Petani Merapi Merugi

Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta
Foto: INTERNASIONAL BUSINESS TIMES
Lahar dingin Merapi lumpuhkan jalur Magelang-Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID,BOYOLALI - Petani lereng Merapi di Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah banyak yang merugi karena harga sayuran terus turun dan tidak sebanding dengan biaya operasional bercocok tanam.

Sumari (33) petani asal Dukuh Klakah Ngisor, Desa Klakah, Selo, Boyolali, Ahad (10/4), menjelaskan para petani di desa itu pada musim panen sayuran pasca-bencana banjir lahar dingin banyak yang mengeluh karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya dikeluarkan untuk tanam. Menurut dia, salah satunya disebabkan harga sayuran di pasar terus turun akibat dampak musim hujan yang sering terjadi sehingga hasilnya kurang maksimal.

Selain itu, kata dia, akibat akses jalan keluar masuk desa terutama sarana prasana banyak yang belum dibenahi pascaerupsi Merapi dan disusul bencana banjir lahar dingin. Akibat banjir lahar dingin, banyak jembatan yang terputus sehingga hasil panen sayuran sulit dipasarkan. Bahkan, petani harus mengeluarkan biaya tambahan tenaga memikul untuk menyeberangi sungai.

"Harga sayuran hasil panen petani merosot disebabkan kualitasnya menurun. Sayuran hasil panen terlalu lama tertahan di rumahnya akibat terhambat akses jalan terputus," katanya.

Banyak petani yang putus asa. Mereka pun akhirnya menjual hasil panennya hanya di rumahnya masing masing. Mereka enggan menjual hasil panennya ke pasar karena harus mengeluarkan ongkos lebih besar.

"Banyak tengkulak yang datang ke rumah petani membeli sayuran, tetapi harganya murah," katanya.

Menurut dia, harga sawi di tingkat petani saat ini sekitar Rp 200 per kilogram. Harga sebelumnya bisa berkisar antara Rp 1.500/kg hingga Rp 2.000/kg. Kol kualitas terbaik yang biasa dijual Rp 4.000/kg kini hanya Rp 300/kg dan Tomat dari Rp 4.000/kg menjadi Rp 2.000/kg.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement