Selasa 05 Apr 2011 09:21 WIB

27 Penderita AIDS Meninggal Karena Telat Berobat

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALPINANG-- Sebanyak 27 orang dari 30 penderita AIDS di Bangka Belitung (Babel), meninggal pada 2010 karena terlambat berobat ke klinik spesial HIV/AIDS, sementara tiga penderita lainnya yang masih hidup harus minum obat seumur hidup.

"Saat para penderita datang memeriksakan diri ke klinik kondisinya sudah parah, sehingga tim medis tidak bisa berbuat banyak untuk memberikan pertolongan," ujar Pari Pusta, Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menjelaskan, penderita yang datang ke klinik penanganan HIV/AIDS rata-rata kondisinya sudah parah, seperti kurus, berak darah, dan tokso, sehingga sudah sulit untuk diselamatkan.

"Padahal mereka dilayani secara gratis atau ditanggung pemerintah seperti obat-obatan CST, Doviral dan ARV yang bisa diambil di klinik AIDS yang tersebar di seluruh Indonesia dengan menunjukkan kartu layanan obat yang dikeluarkan Dinas Kesehatan," ujarnya.

Sementara 80 kasus HIV pada 2010 di Babel dengan rincian 68 orang diharuskan minum obat menjaga daya tahan tubuh dan 12 orang belum dianjurkan karena kondisi kekebalan tubuhnya masih bagus.

KPA Babel dalam melakukan penyuluhan bermitra dengan LSM seperti Ikatan Waria Babel (IWABABEL), Komunitas Pekerja Seks OPSI/Organisasi Perubahan Sosial Indonesia), LSM T2H2P, LSM Babel Peduli AIDS, dan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Pelangi yang anggotanya para penderita HIV.

Ia mengatakan, pihak KPA masih kesulitan mengumpulkan penderita virus HIV yang lain, karena tersebar di berbagai tempat dan masih melakukan aktifitas masing-masing, sehingga dikahawatirkan bisa menyebarkan virus HIV jika melakukan hubungan seks tanpa alat kontrasepsi," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement