Rabu 07 Mar 2012 09:17 WIB

Universitas Muhammadiyah Jakarta: Dari Umat, Bagi Umat dan untuk Bangsa

gedung umj
Foto: umj
gedung umj

REPUBLIKA.CO.ID,Teduh, asri nan islami. Itulah kesan pertama ketika menginjakkan kaki di kompleks kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di Cirendeu, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Di tengah padatnya lalu lintas Jakarta yang membelah kawasan Ciputat, kampus yang terletak di selatan Jakarta itu memang dipenuhi dengan pepohonan yang rindang dan tanam-tanaman hias yang tertata rapi sehingga tampak asri.

Lokasi kampus sengaja dibangun jauh dari kebisingan lalu lintas Jakarta yang penuh polusi. Hal ini menambah kenyamanan siapa saja yang masuk kampus yang terhampar di lembah Situ Gintung. Lokasi yang asri dan sunyi sangat kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.

Begitu memasuki gedung kampus UMJ yang cukup representatif, terpampang aneka kalimat inspiratif dalam bentuk banner atau kaligrafi yang indah, baik yang bersumber dari ayat Alquran, hadis atau mutiara hikmah lainnya. Intinya motivasi bagi mahasiswa dan civitas akademika pada umumnya untuk giat menuntut ilmu, ganjaran bagi orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan, berperilaku yang santun dan islami, berbusana muslim, menjaga kebersihan dan kesehatan serta larangan merokok di area kampus.

Suasana islami itu tampaknya sesuai dengan visi UMJ, “menjadikan universitas yang terkemuka, modern dan islami.” Visi itu yang akan menjiwai seluruh program kerja, kegiatan dan proses pendidikan yang berlangsung di UMJ.

Di bawah kepemimpinan Rektor UMJ Prof. Dr. Hj. Masyitoh, yang dibantu empat Wakil Rektor, UMJ terus memantapkan langkahnya menuju universitas modern dan islami dalam rangka ikut mencerdaskan bangsa melalui penyelenggaraan pendidikan pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat dengan dilandasi oleh nilai-nilai etika, dan moral Islami.

Rektor UMJ Prof. Dr. Hj. Masyitoh menyatakan untuk mewujudkan obsesinya itu, ia meminta semua pimpinan di lingkungan UMJ menerapkan manajemen nubuwwah atau prophetic management yakni shidiq (transparan), amanah (akuntabel), tabligh (komunikatif) dan fathonah (cerdas secara IQ, EQ dan SQ). “Empat komponen itu perlu diimplementasikan secara profesional oleh pimpinan UMJ di semua level karena sesuai dengan jati diri institusi yang bernafaskan Islam, seperti UMJ ini,” papar Masyitoh.

Guru Besar Pemikiran Islam di Fakultas Agama Islam UMJ itu merupakan satu-satunya rektor perempuan di lingkungan 155 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Saat ini adalah periode kedua (2011-2015) Masyitoh menjabat sebagai Rektor UMJ. Dipercayakannya kembali kepemimpinan UMJ kepada Masyitoh tidak lepas dari keberhasilannya pada masa jabatan sebelumnya. Masyitoh telah mengangkat citra UMJ bukan saja di mata nasional tapi juga internasional.  

Empat tahun pertama masa kepemimpinannya, Masyitoh berhasil membangun kepercayaan masyarakat dan pemerintah pada UMJ, sehingga UMJ banyak mendapat bantuan dan hibah dari pemerintah dalam pengembangan sarana dan prasarana kampus. Pada masa kepemimpinan Masyitoh sebelumnya, UMJ mendapat bantuan dari Kementerian Perumahan Rakyat berupa Asrama Putra dan Asrama Putri yang kini berdiri kokoh di tengah-tengah kampus. UMJ juga berhasil membangun gedung Fakultas Kedokteran dan Kesehatan yang cukup megah dengan biaya mandiri. Selain itu, UMJ juga mendapatkan dana hibah pengembangan adademik dari Ditjen Dikti Kemendiknas untuk membangun gedung Sekolah Pascasarjana dan Gedung Fakultas Hukum. Pasca musibah jebolnya tanggul Situ Gintung yang banyak merusak fasilitas kampus, UMJ mendapat bantuan dari CSR Pertamina untuk membangun Gedung Lab School Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP).

Di bawah kepemimpinan Masyitoh, UMJ juga banyak menjalin kerjasama dengan lembaga internasional. Rektor UMJ mendapat kesempatan berkunjung ke berbagai negara untuk merintis kerjasama pengembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan pada umumnya. Selain  itu, UMJ juga banyak dikunjungi delegasi dari berbagai negara untuk melihat perkembangan kampus UMJ sebagai perguruan tinggi yang mengusung visi dan etika islami. Misalnya di akhir November 2009 lalu, tiga pimpinan Universitas Islam Rusia (Russian Islamic University,  Moscow Islamic University dan The North-Caucasian Islamic Center of Education and Science - Russia) yang berada di bawah Russian Mufties Council melakukan kunjungan ke beberapa Universitas Islam di Indonesia dan termasuk kunjungan resmi ke Universitas Muhamadiyah Jakarta (UMJ) dalam rangka mengembangkan syiar Islam dan memajukan lembaga pendidikan Islam di negara Russia.

Kerjasama dengan dunia internasional juga dilakukan UMJ, misalnya dengan Arab Aid – yang berpusat di Riyadh, yang akan membantu perluasan masjid Kampus dan pembangunan gedung lainnya. Selain itu, UMJ juga menjalin kerjasama dengan Fathullah Gülen Chair – yang berpusat di Turki, International Committee of Red Cross (ICRC) untuk sosialisasi hukum humaniter internasional, United Nations High Commissioner for Refugee (UNHCR) untuk sosialisasi hukum pengungsi internasional, dan juga UMJ banyak menjalin kerjasama dengan kedutaan besar lainnya. Dalam bidang akademik, UMJ juga menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di luar negeri.

Di masa mendatang, menurut Masyitoh, UMJ juga harus bisa membuka hubungan yang baik dengan semua kalangan, baik dalam negeri maupun luar negeri. “Memasuki era globalisasi, UMJ tak bisa menghindarkan diri dari pergaulan internasional. Karena itu, membangun relasi dengan berbagai kalangan, termasuk dengan pihak luar negeri, menjadi keniscayaan untuk memajukan UMJ” ujar profesor dalam bidang pemikiran Islam ini. (adv)

Universitas Muhammadiyah Jakarta

sumber : umj
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement