Sabtu 28 Apr 2018 22:22 WIB

Tahun Depan, 80 Persen SMP Ditargetkan Ikuti UNBK

Penambahan kapasitas server di pusat untuk mengantisipasi peningkatan keikutsertaan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (28/4).  Mendikbud menjadi pembicara kunci seminar bertajuk Profesionalisme Guru Abad 21 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy, di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (28/4). Mendikbud menjadi pembicara kunci seminar bertajuk Profesionalisme Guru Abad 21 di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Sekolah Menengah Pertama (SMP) baru saja dirampungkan. Melihat pelaksanaan yang cukup baik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy berharap, keikutsertaan SMP-SMP tahun depan dapat mencapai 80 persen.

"Target kita memang bisa 80 (persen) tahun depan," saat ditemui usai mengisi Seminar Nasional Profesi Profesionalisme Guru Abad 21 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (28/4).

Untuk mengantisipasi peningkatan keikutsertaan tahun depan, ia mengaku sudah meminta penambahan kapasitas server di pusat. Muhadjir telah pula meminta Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, untuk lebih cepat menyiapkan sokongan jaringan.

Terutama, lanjut Muhadjir, di daerah-daerah yang jaringannya memang masih kurang. Hal ini termasuk masalah listrik. Walaupun tahun ini cukup banyak sekolah dengan kesadaran sendiri menyiapkan genset untuk sokongan jaringan listrik. "Tapi listrik tetap jadi masalah kalau kita mau melaksanakan UNBK secara keseluruhan," ujar Muhadjir.

Terkait UNBK SMP tahun ini, ia menilai pelaksanaannya sudah cukup bagus. Terlebih, tidak ada kebocoran soal yang dirasa memang tidak mungkin bocor. Menurut Muhadjir, kalaupun ada kebocoran hanya satu soal saja mengingat masing-masing siswa memegang soalnya sendiri.

Tentang sempat matinya server pusat, Muhadjir menjelaskan, itu lantaran jaringan yang padat karena peserta yang melonjak hampir dua kali lipat. Pasalnya, ada lonjakan peserta dari 32 persen tahun lalu mencapai 63 persen tahun ini.

Ia menilai, lonjakan keikutsertaan itu membuat kapasitas server pusat menjadi besar. Kemudian, ketika server-server sekolah ingin mengunduh soal, pintunya menjadi sempit lantaran dilakukan secara bersamaan.

Untuk mengatasi itu, pada hari pertama server cadangan dibuka dan sebagian sekolah dialihkan ke server cadangan tersebut. Namun, Muhadjir menegaskan, paling lama kondisi itu hanya terjadi paling lama satu jam.

"Sebetulnya itu proses pengalihan ke server cadangan saja, hari kedua sudah tidak ada karena server cadangan langsung kita buka saja," kata Muhadjir. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement