Senin 23 Apr 2018 14:35 WIB

Mendikbud Akui Adanya Kendala Server pada UNBK SMP

Terjadi lonjakan peserta UNBK SMP sehingga server mengalami kelebihan kapasitas.

Sejumlah pelajar saat akan memulai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Fatahillah, Jakarta, Senin (23/4).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah pelajar saat akan memulai Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Fatahillah, Jakarta, Senin (23/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TIMIKA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, kendala yang dialami sejumlah sekolah di beberapa wilayah disebabkan karena kelebihan kapasitas. Menurut Muhadjir, tahun ini terjadi lonjakan peserta UN.

"Kapasitasnya sangat over load karena tahun ini kan terjadi lonjakan peserta UN sangat drastis jumlah SMP yang ikut dibanding tahun lalu sehingga kapasitasnya tidak memadai yang diluar perkiraan kita," kata Mendikbud di Timika, Senin (23/4).

Kendati demikian, Muhadjir mengatakan, bahwa kendala gangguan server yang dialami sejumlah SMP pada pelaksanan UNBK hari pertama tersebut hanya berlangsung selama tidak lebih dari 30 menit. Gangguan itu langsung ditangani sehingga pelaksanaan UNBK sudah dapat dilaksanakan dengan baik.

"Sudah dilaksanakan, tidak sampai setengah jam dan sudah dilaksanakan," ujarnya.

Menurut Muhadjir, gangguan yang terjadi secara prinsip tidak menggangu UN sendiri. Karena, jadwal pelaksanaan UNBK 2018 sangat fleksibel dan diatur sedemikian rupa mulai dari digilir atau dibikin shift.

"Sudah kita antisipasi bahwa ada saatnya dimana ujian tidak tepat pada waktunya karena ada gangguan teknis misalnya karena masalah server atau aliran listrik," ujarnya.

Kemendikbud sendiri, kata Muhadjir, telah mengantisipasi dengan baik kendala terkait aliran listrik hanya saja server dan jaringan internet yang masih bermasalah.

"Mudah-mudahan kedepannya kita akan tingkatkan menjadi lebih baik tapi secara prinsipil tidak mengganggu," kata Mendikbud.

Pelaksanan UN tingkat SMP pada 2018 ini, Mendikbud meninjau langsung pelaksanan di sejumlah sekolah di Timika, Mimika, Papua. Ia bahkan mengapresiasi pelaksanan UN baik yang berbasis komputer maupun berbasis kertas pensil di Timika yang telah berjalan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

"Tapi mungkin di beberapa tempat karena wilayah konflik sehingga pertukaran pengawas tidak bisa dilaksanakan dengan baik itu karena memang dalam keadaan khusus," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement