Senin 12 Mar 2018 15:27 WIB

Makarim Dukung Peningkatan Diplomasi Sains

Diplomasi tersebut akan berdampak positif bagi keberlangsungan sumberdaya alam.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Winda Destiana Putri
Peneliti di laboratorium penelitian (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Peneliti di laboratorium penelitian (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Pelapor Khusus PBB untuk situasi Hak Asasi Manusia (HAM) kawasan Palestina Makarim Wibisono mendukung adanya peningkatan diplomasi sains di Indonesia. Sebab, diplomasi tersebut akan berdampak positif bagi keberlangsungan sumberdaya alam, kemaritiman, dan keanekaragaman hayati Indonesia.

"Kita ini kan dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati. Tapi kan sumber daya itu lama-lama habis, jadi diplomasi sains itu penting agar apa yang kita punya tidak disalahgunakan," kata Makarim di Century Park Hotel, Senayan Jakarta, Senin (12/3).

Selain itu, menurut dia peningkatan diplomasi sains juga penting untuk menjawab persoalan-persoalan dunia. Ilmu pengetahuan, kata dia, ibarat sebuah pisau. Artinya, jika ilmu pengetahuan dimanfaatkan dengan baik dan tepat, maka akan menyejahterakan masyarakat dan menimbulkan perdamaian di dunia.

Namun jika ilmu pengetahuan tersebut diselewengkan, jelas dia, hal itupun berpotensi menimbulkan masalah. Seperti peperangan, kemiskinan semakin parah, rakyat tidak sejahtera dan hal-hal buruk lainnya.

"Sekarang kan masih ada berbagai kejadian di dunia, itu pun disebabkan karena adanya penyalahgunaan ilmu pengetahuan," kata dia.

Menurut dia, diplomasi sains Indonesia saat ini sudah berada di posisi yang tepat. Meskipun masih banyak masalah yang dikeluhkan beberapa peneliti, seperti minimnya dana dan lain sebagainya. "Tapi saya kira itu lumrah, asal kemauan itu selalu ada baik dari peneliti atau pemangku kebijakan," jelas dia.

Karena itu, Makarim mendorong pelatihan diplomasi sains bagi peneliti juga digelar rutin di berbagai lembaga penelitian. Sehingga diharapkan kemampuan diplomasi para peneliti Indonesia terus meningkat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement