Rabu 21 Feb 2018 04:29 WIB

Muslih Abdul Karim Jadi Ketum Pengurus Pusat Mapadi

Mapadi dibentuk untuk memberi kontribusi melalui pendidikan kepesantrenan.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Agus Yulianto
Ustaz dan ustazah bersama siswa sekolah madrasah.
Foto: Dok SMP Cendekia Baznas
Ustaz dan ustazah bersama siswa sekolah madrasah.

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Pengurus Pusat Majelis Pesantren dan Ma'had Dakwah Indonesia (Mapadi) periode khidmat 2018-2023 resmi dilantik. KH Dr Muslih Abdul Karim MA menjadi Ketua Umum dan KH Wildan Hakim Lc MA menjadi Wakil Ketua Umum. Sementara untuk posisi Sekretaris Jenderal diisi oleh Ustaz H Jhon Edy Rahman SHMKn.

Muslih menyampaikan, Mapadi dibentuk untuk memberi kontribusi melalui pendidikan kepesantrenan sekaligus membentuk masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah. Menurutnya, ujung dari keimanan dan ketakwaan di dunia ini pada akhirnya akan mampu menghadirkan negara yang penuh keberkahan.

"Allah turunkan pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Betapa Allah dengan jelas berfirman: Walau anna ahlul quroo aamanu wattaqaw lafatahna 'alaihim barakaatim minassamaai wal ardh," kata dia dalam keterangan pers yang diterima, Selasa (20/2).

Muslih mengungkapkan, Mapadi memiliki anggota sebanyak 300 lebih pesantren dari seluruh wilayah Indonesia. Menurut dia, jumlah sebesar itu harus mampu bersama masyarakat memberikan kontribusi kepada negara, untuk NKRI yang penuh berkah dari Allah SWT.

Pelantikan pengurus pusat Mapadi ini dilakukan di Pesantren Baitul Qur'an, Depok, Jawa Barat, pada Senin (19/2) malam dan dihadiri para kiai, tokoh nasional dan sekitar 500 santri. Hadir pula Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Hidayat mengemukakan, soal betapa pentingnya intelektualitas dan spiritualitas dari entitas sebuah organisasi, sebuah entitas sosial, sebuah bangsa dan negara. Dalam sejarah peradaban dunia, jatuh bangunya sebuah negara sangat ditentukan oleh seberapa berkualitasnya intelektualitas dan spiritualitas sebuah bangsa.

"Perintah Allah pertama itu Iqro yang menunjukan betapa pentingnya perintah membaca yang akan menghadirkan intelektualitas, tapi firman Allah tersebut tidak berhenti di Iqro, tapi harus bismirobbik yaitu menghadirkan keyakinan yang kokoh kepada Allah sebagai robb yang telah menciptakan," kata dia.

Keyakinan tersebut, kata Hidayat, akan menghadirkan spiritualitas yang agung, keimanan yang menghadirkan akhlaq yang kuat di tengah-tengah masyarakat dan bangsa. Jika hanya Iqro, itu akan menghadirkan masyarakat sekuler, liberal, bahkan akhirnya atheis tidak meyakini Tuhan, yang cenderung merusak kehidupan berbangsa dan bernegara.

Hidayat mengatakan, Mapadi harus mampu menyiapkan generasi yang memaknai kontribusinya kelak untuk masyarakat dan bangsa ini dengan pemahaman iqro bismirobbikallazdii kholaq. Dengan begitu, ratusan pesantren yang menjadi anggota Mapadi seharusnya mampu menghadirkan pusat-pusat keunggulan keilmuan, keimanan dan akhlaq.

"Misalnya pesantren anggota Mapadi memiliki keunggulan-keunggulan tertentu di bidang keilmuan syariah, dan lain lain," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement