Selasa 09 Jan 2018 08:24 WIB

Keunggulan Lokal Lebarkan Jalan Bagi Siswa untuk Mendunia

Pakar pendidikan Zulfikri Anas (kiri) mengisi diskusi tentang pendidikan yang diadakan oleh Disdik Pendidikan Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Foto: Dok IIB
Pakar pendidikan Zulfikri Anas (kiri) mengisi diskusi tentang pendidikan yang diadakan oleh Disdik Pendidikan Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, TARAKAN -- Masa sekolah adalah masa-masa  aktif mengembangkan potensi diri dan penguatan karakter menuju manusia seutuhnya, cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.  Untuk mewujudkan hal tersebut,  semua kegiatan pembelajaran tidak dapat dilepaskan dari konteks alam dan kehidupan keseharian anak.  Sekolah yang baik adalah sekolah yang menghadirkan dunia nyata dalam pembelajaran.

“Berbagai keunggulan dan kekhasan flora fauna dan sumber daya alam lainnya di  Tarakan akan memperkaya wawasan anak terhadap keunggulan daerahnya. Apabila anak menyadari hal ini sejak dini, akan tertanam rasa bangga, rasa syukur, dan cinta Tanah Air. Di samping itu, keunggulan lokal makin melebarkan jalan bagi anak untuk mendunia,”   kata Kepala Bidang Pembinaan Pendidikan Dasar, Disdik Kota Tarakan, Tajuddin Noor,  dalam sambutan acara diskusi awal di SDN 037 Kota Tarakan, Kalimantan Utara (Kaltara), Kamis (4/1).

Dalam rilis Disdik Kota Tarakan yang diterima Republika.co.id, Selasa (9/1) disebutkan, diskusi itu menampilkan nara sumber Zulfikri Anas dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Kemdikbud. Ia juga direktur Institut Indonesia Bermutu, lembaga yang banyak terlibat dalam peningkatan mutu pendidikan di Tanah Air.

Menurut Zulfikri, belajar dengan cara yang kaku dan seperti mesin berjalan di pabrik akan mengganggu perkembangan proses berfikir kritis. Karena itu, berikan kesempatan kepada setiap siswa untuk mengekspresikan diri dan saling berinteraksi satu sama lain.

“Pembelajaran sangat baik bila  menggunakan pengalaman-pengalaman nyata dalam kehidupan sehari dan dilakukan melalui cara-cara yang menyenangkan misalnya dengan bercerita, menulis, musik, membuat mind-map (tabel, bagan, gambar), bermain peran, jurnal (catatan harian), membuat model, mencatat hal-hal penting yang ditemui di lingkungan, menciptkan gerakan, teater dan sebagainya,” ujar Zulfikri.

Materi yang disampaikan Zulfikri yang juga penulis buku-buku tentang kurikulum pendidikan tersebut mendapatkan respons yang luas dari para peserta diskusi. Ketua K3S SD Kota Tarakan dan Kepala SDN 029 Tarakan,  Hj. Ellya Agus Surtini mengatakan, “Guru-guru kami perlu dibekali bagaimana cara mudah memahami, menerjemahkan dan mengimplementasikan kurikulum; bagaimana mengintegrasikan keunggulan dan kearifan lokal dalam pembelajaran.”

Untuk itu, kata Ellya, pihaknya   menyiapkan program-program seperti pelatihan membangun mindset guru agar terbebas dari berbagai kekhawatiran untuk berkreasi, dan pelatihan penyusunan bahan ajar berbasis keunggulan dan kearifan lokal.

“Tidak kalah pentingnya  pengembangan model-model pembelajaran yang khas sesuai dengan konteks alam, sosial, ekonomi, budaya, dan teknologi,” tuturnya.

Kepala SDN 037 tarakan, dan Koordinator Relawan Gerakan Literasi Sekolah dan Forum Guru Tapal Batas (FGTB), Dharmawati mengemukakan, selama ini pihaknya mengembangkan berbagai bahan ajar, seperti buku cerita tentang Pohon Karamunting, Ikan Tempakul, Bekantan, Pohon Bakau dan lain-lain yang  mereka anggap sebagai pengembangan pembelajaran.

“Namun setelah diskusi ini kami menjadi paham ternyata buku-buku tersebut justeru dapat dijadikan sebagai sumber belajar utama bagi anak-anak di sini. Untuk itu, kami akan meneruskan penyusunan buku seperti itu agar sasaran kurikulum sebagaimana yang diinginkan oleh kurikulum 2013 dapat tercapai”  kata Dharmawati.

Tanggapan senada diungkapkan oleh Safril dan Achmad Fajar selaku perwakilan Rangers (relawan literasi dan Forum Guru Tapal Batas).  “Program ini luar biasa. Kami siap mendukung sepenuhnya. Berdasarkan pengalaman kami bersama guru-guru di Sekolah Tapal Batas, kita optimistis akan dapat menghasilkan karya-karya kreatif,” papar Safril yang diiyakan oleh Achmad Fajar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement