Jumat 05 Jan 2018 16:02 WIB

Soekarwo Ingin Etika dan Spiritual Jadi Basis Pendidikan

Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: Republika/Dadang Kurnia
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengusulkan etika, moral dan spiritual menjadi basis dalam pembangunan pendidikan. Menurutnya, tiga hal ini menjadi penting karena merupakan pondasi atau dasar untuk membentuk manusia hebat.

"Khusus di Jatim saya minta bantuan kepada seluruh kepala sekolah, agar ikut merumuskan membangun budi pekerti. Salah satu caranya dengan mewajibkan siswa untuk menundukkan kepala saat ketemu gurunya," kata Soekarwo pada acara Pengukuhan Kepala UPT SMAN/SMKN/SLBN Dinas Pendidikan Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (05/01).

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo menjelaskan, konsep pelajaran etika, moral, atau budi pekerti di Indonesia telah diterapkan sejak tahun 1970-an. Namun, saat ini budi pekerti tidak lagi menjadi prioritas dalam konsep pendidikan. Karenanya, hal ini harus digalakkan lagi dan dicontohkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya oleh kepala sekolah.

"Saya ingin rapat bersama dengan semua kepala sekolah agar setiap siswa bisa hormat pada gurunya. Apalagi, sekarang sudah ada pelajaran body language," ujar Pakde Karwo.

Soekarwo menjelaskan, di negara lain seperti Jepang dan Korea, rekayasa sosialnya terhadap etika dan moral telah dibentuk sejak pendidikan dini. Sehingga, kepatuhan kepada orang tua, leluhur dan guru telah menjadi kebudayaan. Untuk itu, guna memacu semangat, Soekarwo akan membuat kompetisi antar sekolah khusus tentang penerapan etika moral.

"Ke depan konsep etika moral ini akan kami kompetisikan, hadiahnya bisa berupa bantuan pembenahan pada salah satu ruangan di sekolahnya," kata Pakde Karwo.

Selain etika moral, lanjut Soekarwo, tugas kepala sekolah yakni mencerdaskan seluruh siswa siswinya. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus mengetahui rata-rata kemampuan kecerdasan intelektual atau IQ siswanya. Dengan demikian, akan dibuat jenis metode didaktik yang bisa diterapkan sesuai kemampuan anak didiknya. Hal ini penting dilakukan, karena ketika metode pengajaran tidak sesuai kemampuan anak didik, maka hasilnya tidak bisa maksimal.

Pakde Karwo juga menjanjikan, Pemprov Jatim akan melibatkan kepala sekolah dalam setiap merumuskan konsep kebijakan. Sehingga, kepala sekolah tidak hanya menjadi mesin tapi juga ikut terlibat dalam proses pengembangan pendidikan.

"Kepala sekolah didampingi dengan wakilnya harus melakukan riset setiap harinya, jangan hanya duduk diam tanpa ada inovasi. Riset-riset ini harapannya akan mempermudah transfer knowledge pada anak didik," ujar Soekarwo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement