Jumat 29 Dec 2017 05:55 WIB

Belajar Kurikulum Astra

Rep: Teguh Firmansyah/ Red: Gita Amanda
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teladan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Foto: Teguh Firmansyah/ REPUBLIKA
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teladan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, Muhammad Yusuf (16 tahun) menyandarkan motornya. Ia baru saja menyelesaikan ujian remedial di bidang kewirusahaan di SMK Teladan, Srengseng Sawah, Jakarta Selatan pada Selasa (19/12) lalu.  

Meski sudah pulang, ia memutuskan balik lagi ke sekolah untuk menemui guru konseling, Ida Herliana. "Dia ini anak-baik Pak," ujar Ida saat berbincang dengan Republika.co.id di ruangannya.   

Muhammad Yusuf memilih jurusan Teknik Sepeda Motor (TSM) di SMK Teladan. Prestasinya terus naik dari tingkat ke tingkat. Pada kelas XII ini ia mendapat peringkat 1. Sebelumnya pada kelas X dan XI, ia masuk lima besar.  

Menariknya, ketika pertama kali masuk jurusan tersebut, remaja yang hobi berenang itu tak mengetahui sama sekali seluk beluk tentang otomotif.  Bahkan, Yusuf tak menampik jika ia ikut jurusan ini lantaran saran dari orang tuanya. 

"Saya dapat saran dari orang tua. Awalnya nggak mengerti sepeda motor," tuturnya sambil tersenyum.

 

Yusuf kini tak lagi canggung bongkar kendaraan bermotor. Ia sudah bisa memberikan service maupun ganti oli. Siswa yang tinggal di Lebak Bulus ini pun mengaku jika pengetahuannya tentang mesin motor tak terlepas dari ilmu yang diberikan oleh Astra Honda Motor (AHM).

Kebetulan SMK Teladan memiliki kerja sama dengan Astra Honda Motor. Kerja sama itu telah terjalin sejak 2013 lalu. Sejak kerja sama itu, Astra memberikan beragam bimbingan maupun bantuan.

Astra menyalurkan bantuan sepeda motor dan sejumlah peralatan teknik lain untuk pengembangan siswa. Tak hanya itu, Astra juga secara rutin memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan keahlian dan pengetahuan.

Selama ini, SMK Teladan memakai kurikum praktik yang diberikan oleh Astra. Sehingga kalau ada kendaran motor honda jenis baru, guru sekolah akan dipanggil untuk mengikuti pelatihan.

Saat Republika.co.id mengunjungi sekolah, kebetulan dua guru jurusan TSM sedang berangkat ke Jatake, Kabupaten Tangerang. Pihak sekolah mengatakan kedua guru itu ikut pelatihan Astra Honda Motor. "Kita punya keunggulan yakni memahami detail tentang produk sepeda motor Honda," ujar Yusuf.

Muhammad Yusuf

Yusuf mengungkapkan pada kelas X atau SMA kelas 1, ia baru diajarkan tentang pengenalan alat kendaraan bermotor. Setelah itu pada kelas XI ia mulai belajar tentang materi service, termasuk sistem injeksi pada motor Honda. Pada kelas XII, siswa mulai diajarkan tentang sistem pelistrikan dan shock kendaraan.

Yusuf juga pernah praktik kerja lapangan (PKL) di Bengkel Honda Motor di Kramat Jati. Ia banyak mendapat pengalaman berharga baik dari sisi memperbaiki kendaraan maupun ketika berhubungan dengan konsumen. 

Siswa yang kerap berpakaian rapih itu pun berharap jika ke depan bisa bekerja di Astra sehingga dapat menyalurkan ilmu yang telah diperoleh di SMK. "Kakak tingkat kami ada yang bekerja di Astra," katanya.

Di sebelah Yusuf duduk, Aldi Farhandika tampak beberapa kali tersenyum dan terlibat dalam perbincangan. Aldi sama-sama di jurusan teknik sepeda motor.  Namun berbeda dengan Yusuf, Aldi mengaku ingin menjadi guru teknik mekanik selepas lulus sekolah.  "Awalnya saya masuk TSM memang ingin menjadi mekanik, tapi sekarang setelah kelas tiga mau jadi guru teknik mekanik," katanya dengan sorot mata meyakinkan. 

Ia mengungkapkan, ketika awal masuk di TSM tak mengerti tentang motor. Namun kini banyak mendapat ilmu dari kurikulum yang diberikan Astra Honda Motor.  Meski tak menampik jika pengetahuan motor yang diberikan baru masih terbilang dasar, seperti service dan ganti oli. "Tapi tergantung keluhan motornya juga sih apa," tuturnya. 

Setengah jam sebelum pertemuan dengan Yusuf dan Aldi, Republika.co.id, sempat berbincang dengan pihak sekolah yang diwakili oleh  Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan Syafrizal di ruangannya. Hadir pula Ida Herliana. Ruangan Syafrizal terletak di tengah lantai dua dan tak jauh dari tangga.

Menurut Syafrizal kerja sama dengan Astra Honda Motor memberikan banyak pengaruh bagi pendidikan siswa. Dari sisi peralatan, Astra memberikan sejumlah bantuan seperti motor, spare part maupun tool kits. Astra juga membantu di bidang kurikulum dan pelatihan.

Pelatihan diberikan buat guru setidaknya dua sampai tiga kali selama setahun. Ia pun tak menampik jika kurikulum praktik yang diberikan terkadang lebih baik dari punya Dinas Pendidikan. Ini tak terlepas karena pihak Astra selalu memperbaharui pengajaran sesuai dengan produk baru yang mereka keluarkan. Terakhir yang tak kalah penting dari bantuan Astra yakni penyaluran tenaga kerja.

Astra kerap memberikan informasi jika ada lowongan pekerjaan. Dengan begitu proses penyeleksian awal bisa dilakukan dari sekolah. "Awalnya dari sekolah dulu, biasanya abis ujian sekolah. Nanti mereka yang lulus ujian awal di sekolah akan ikut ujian Astra," jelas Ida menambahkan. 

Ida mengakui, sisi lain keuntungan sekolah dari kerja sama dengan Astra yakni soal kebanggaan. Ada rasa bangga dari anak-anak sekolah mengingat nama besar Astra. Anak-anak juga semangat untuk belajar dan pihak orang tua juga memberikan respons positif. "Kurikulumnya juga positif," ujarnya.

Selain itu, pihak sekolah juga lebih mudah melancarkan promosi. Mereka lebih gampang memperoleh siswa usai bekerja sama dengan Astra. "Awalnya TSM itu cuma satu kelas, sekarang sudah dua kelas," ujarnya.

Teknologi terkini

Deputy Head of Communication PT Astra Honda Motor Ahmad Muhibbudin, mengungkapkan, tujuan AHM mengembangkan kurikulum sekolah untuk memberikan pengetahuan pada siswa SMK agar mereka tahu kondisi teknologi terkini. "Kita berikan pengayaan betul. Kita berikan update produk terbaru sehingga siswa tahu betul produk terbaru di lapangan," ujarnya ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (27/12). 

 

Saat ini Astra Honda Motor bekerja sama dengan 667 sekolah di Indonesia. Adapun di Jakarta, AHM memiliki ikatan dengan 81 SMK.   Menurut Muhibbudin, kurikulum yang diajarkan terlebih dahulu dikoordinasikan dengan Kemendikbud. Untuk menularkan pelajarannya, Astra secara rutin memberikan pelatihan kepada guru sekolah.  

"Sejauh ini kurikulum kita optimal dalam membantu pendidikan sekolah," tuturnya.  

Ia mengungkapkan, ada empat output yang ingin dicapai oleh Astra Honda Motor. Pertama, siswa yang mendapat pelajaran dapat bekerja di Bengkel Honda Astra. Kedua, siswa bisa kerja di pabrik AHM. Ketiga menjadi wirausahawan dan keempat bisa melanjutkan kuliah.

Selama ini, kata ia, AHM secara rutin memberikan beasiswa pada siswa. Beasiswa diberikan kepada 10 siswa terbaik se-Indonesia. Mereka bisa melanjutkan kuliah di Politeknik Manufaktur Astra.

AHM juga memberikan kesempatan siswa yang lulus dan memenangkan kontestasi untuk bekerja di Astra. "Kami beri kesempatan kepada siswa," tuturnya. Program kerja sama ini masih akan terus berlanjut.

AHM sendiri memberikan kesempatan kepada pihak sekolah yang memiliki jurusan teknik sepeda motor untuk ikut dalam kerja sama tersebut. Dengan kerja sama ini, diharapkan siswa yang memiliki cita-cita seperti Yusuf dan Aldi dapat tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement