Sabtu 02 Dec 2017 12:49 WIB

60 Tahun Bilateral Indonesia-Selandia Baru di UMY

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Elba Damhuri
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.
Foto: muhammadiyah.or.id
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Selandia Baru merupakan negara yang berjarak 7.500 kilometer dari Indonesia. Namun, jarak itu tampak bukan penghalang untuk memperkokoh hubungan kedua negara, apalagi kerjasam itu telah terjalin selama 60 tahun.

Hal itu disampaikan Duta Besar Selandia Baru untuk Indonesia, Trevor Matheson, dalam kuliah umum bertajuk "Friends for Good, Strengthening Cooperation between New Zealand and Indonesia". Kegiatan diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Ia mengungkapkan, pada 2018 mendatang hubungan bilateral Indonesia dan Selandia Baru akan genap memasuki umur 60 tahun. Trevor mengingatkan, hubungan yang ada dari kedua negara demokrasi tersebut telah terjalin sejak 1958.

"Untuk mempertahankan hubungan 60 tahun ke depannya, maka hubungan yang diperlukan tidak hanya antar negara tapi juga harus dilakukan hingga tahap antar individu," kata Trevor di Gedung Kasman Singodimedjo, Jum'at (1/12).

Trevor menuturkan, sejarah hubungan diplomatik telah dimulai sejak akhir 1950-an pada bidang pendidikan yaitu lewat guru-guru bahasa Inggris di bawah kerangka Colombo Plan. Selandia Baru turut mengirimkan bantuan-bantuan.

"Bantuan dana, barang dan personil militer untuk penanganan bencana tsunami Aceh dan Sumatra Utara, serta turut berpartisipasi pula dalam KTT Penanggulangan Tsunami bulan Januari 2005 di Jakarta," ujar Trevor.

Ia menilai, Indonesia merupakan salah satu negara Muslim terbesar dan peringkat empat populasi terbanyak di dunia yang menjadikan Indonesia sabagai salah satu prioritas kerjasama. Lebih dari empat dekade, kedua negara banyak melaksanakan berbagai kerjasama.

Mulai bidang energi, penanganan resiko bencana, pertanian dan pemanfaatan sumber daya. Beberapa bulan lalu, Indonesia telah pula mengirimkan salah satu produk andalannya yaitu salak dari Kabupaten Sleman.

Untuk itu, ia mengaku sudah mempersiapkan sekitar 60 beasiswa untuk mahasiswa Indonesia yang terdiri dari LPDP dan program-program lain. Walau ada prioritas untuk mahasiswa Indonesia timur, jumlah itu diperuntukan bagi seluruh Indonesia.

Trevor mengingatkan, persaingan yang ada memang terjadi cukup ketat, mengingat jumlah pendaftar yang cukup banyak. Namun, ia menegaskan, jumlah itu telah meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

"Informasi beasiswa tersebut secara lengkap bisa diakses melalui website online yang telah tersedia," ujar Trevor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement