Jumat 18 Aug 2017 05:00 WIB

Soal LHS, Fahri Hamzah: Presiden Harus Bela Mendikbud

Rep: Singgih Wiryono/ Red: Agus Yulianto
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah
Foto: ROL/Abdul Kodir
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Fahri Hamzah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Terkait kebijakan Kemendikbud tentang Lima Hari Sekolah (LHS) yang ditolak sebagian masyarakat, Wakil Ketua DPR-RI Fahri Hamzah mengatakan, Presiden harus membela kebijakan menterinya. Menurut dia, apa yang dilakukan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy adalah sesuatu yang baik untuk pendidikan Indonesia ke depan.

"Pak Jokowi harus membela program itu. Presiden jangan diam, kasian pak menteri. Pak menteri sudah melakukan sesuatu yang baik, harus dibela dong," ujar dia saat ditemui di Gedung Nusantara III, Kamis (17/8).

Pendidikan dengan metode LHS, menurut Fahri, saat ini adalah jawaban dari problematika yang dihadapi generasi muda bangsa. Sekarang, lanjut Fahri, bisa dilihat generasi penerus bangsa seperti dirampas oleh gadjet, televisi dan macam-macam pergaulan yang negatif. Akibar dari dampak negatif era golobal tersebut, akan lahir dan tumbuh bangsa yang tidak memiliki karakter.

"Yang gampang kena narkoba, itu obatnya adalah Full Day School (LHS) itu," ucap dia.

Fahri mengatakan, pada dasarnnya maksud dari LHS agar adanya pendidikan karakter. Beberapa daerah, konsep pendidikan karakter bisa digabung sampai sore di sekolah.

Namun, lanjut dia, jika kasus di beberapa daerah tertentu, misalnya ada sekolah pagi ada sekolah sore, maka tidak perlu berpatokan harus di sekolah hingga sore, akan tetapi bisa melanjutkan pendidikan di tempat lain pada sore harinya. "Gabung saja, dalam artian dua-duanya bisa tetap ada. Nggak harus dihentikan karena nggak ada paksaan," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement