Senin 17 Jul 2017 17:37 WIB

Kejadian Unik di Hari Pertama Sekolah

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Esthi Maharani
Hari pertama masuk sekolah / Ilustrasi
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Hari pertama masuk sekolah / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Hari pertama masuk sekolah di Kabupaten Banyumas, Senin (17/7), ditandai dengan berbagai kejadian unik. Di SMP Negeri 5 Purwokerto, hari pertama masuk sekolah ditandai dengan acara membasuh kaki ibu. Sedangkan di SD Negeri 1 Pancurendang Kecamatan Pancurendang, orang tua dan anak-anak berdatangan ke sekolah sejak subuh agar bisa mendapatkan tempat duduk kelas di jajaran paling depan.

Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Purwokerto, Ibnu Tavip Martapa menyebutkan, kegiatan membasuh kaki ibu dilakukan sekolahnya setiap tahun terhadap para siswa baru kelas VII. ''Kegiatan ini kami gelar untuk mendidik anak-anak agar menghormati dan mencintai orang tuanya, khususnya ibunya,'' jelasnya.

Dalam acara tersebut, para ibu duduk berjajar di kursi yang sudah disediakan di halaman sekolah. Kemudian para siswa, dengan duduk membungkuk mencuci kaki ibunya dengan air kembang yang ditempatkan dalam baskom.

Sesaat sebelum melakukan hal itu, para siswa juga diminta untuk sungkem dan memohon maaf atas kesalahan yang telah dperbuat terhadap ibu-ibu mereka. Sedangkan para ibu, memberi maaf pada putera-puterinya yang dilanjutkan dengan doa agar anak-anak tersebut dapat meraih cita-cita yang diinginkan. Setelah acara itu selesai, banyak diantara ibu dan anak yang menangis terharu sambil berpelukan.

Sebelum kegiatan tersebut diakhiri, pihak sekolah juga meminta setiap siswa menyerahkan sepucuk surat berisi cita-cita. ''Surat tersebut, akan kami kumpulkan untuk kami serahkan kembali saat siswa-siswa tersebut lulus pendidikan SMP,'' jelasnya.

Berbeda dengan di SMP Negeri 5, di SD Negeri 1 Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang, anak-anak dan orang tua banyak yang datang pada subuh dinihari ke sekolah pada hari pertama sekolah. Mereka datang sesuai subuh, agar bisa mendapatkan tempat duduk di jajaran paling depan.

Para orang tua yang datang ke sekolah pada saat langit masih gelap tersebut, berharap bila anak-anak mereka mendapat kursi di barisan depan, maka anak-anak mereka bisa menyerap pelajaran huru mereka dengan mudah.

''Kalau dapat kursi di jajaran paling belakang, kami khawatir anak kami kesulitan memahami pelajaran yang disampaikan guru,'' jelas Yanto, saklah satu orang tua yang mengantas anaknya sekolah.

Mereka yang datang pada saat masih subuh tersebut, ada juga yang hanya orang tuanya saja. Mereka datang lebih dulu sekolah untuk mencarikan tempat duduk bagi anaknya. Setelah mendapatkan kursi yang diinginkan, orang tua tersebut akan membuat tulisan di secarik kertas yang menyatakan kursi tersebut milik anaknya.

Para orang tua dan beberapa siswa tersebut, datang ke sekolah pada saat gerbang sekolah masih tutup. Begitu gerbang sekolah dibuka, maka para orang tua tersebut berhambur ke halaman sekolah dan menunggu pintu ruang kelas anaknya dibuka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement