Kamis 11 May 2017 17:34 WIB

Semangat SMKN 2 Bener Meriah Mengolah Hasil Pertanian

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: M.Iqbal
Peserta pelatihan guru program keahlian ganda tahap IN-1 mempraktikkan pembuatan roti dari hasil pertanian di SMKN 1 Peureulak, Aceh Timur.
Foto: Umi Nur Fadhilah/Republika
Peserta pelatihan guru program keahlian ganda tahap IN-1 mempraktikkan pembuatan roti dari hasil pertanian di SMKN 1 Peureulak, Aceh Timur.

REPUBLIKA.CO.ID,IDI RAYEUK -- Besarnya potensi pertanian di Kabupaten Bener Meriah, Aceh, belum diimbangi dengan pengolahan yang memiliki nilai jual. Hal itu yang membuat SMKN 2 Bener Meriah membuka jurusan teknologi pengolahan hasil pertanian. "Karena potensi pertanian besar, tapi tak termanfaatkan," kata salah satu guru SMKN 2 Bener Meriah, Maulinda saat ditemui di sela-sela pelatihan guru keahlian ganda di SMKN 1 Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu (10/5).

Ia mencontohkan, kopi menjadi komoditas paling menonjol di daerahnya. Namun, masyarakatnya belum mengolah secara industri potensi kopi itu. Selain itu, apabila musim panen tomat tiba, para warga ramai-ramai memanen tomat. Selama ini mereka menjual tomat dalam bentuk sayur biasa. Padahal, menurutnya, tomat tersebut dapat diolah menjadi saus yang memiliki nilai jual tinggi.

Selama ini, ketika harga tomat Rp 500, petani membiarkan saja sayur itu tanpa mengolahnya. Selain itu, buah labu siam yang dapat tumbuh dengan baik tanpa ditanam, juga tidak termanfaatkan dengan baik. "Masyarakat di situ belum memahami ini bisa dimanfaatkan untuk apa saja," ujar Maulinda.

Hal itu yang membuat sekolahnya membuka jurusan teknologi hasil pertanian, jurusan pertama yang dibuka, yakni teknologi pengolahan hasil pertanian. Tujuan memanfaatkan potensi daerah, yaitu meningkatkan nilai jual komoditas. Awalnya ketika memilih TPHP, ia menuturkan, para peserta menganggap jurusan ini membuat siswa harus bercocok tanam, mengolah lahan. Ternyata, pelatihan ini hanya mengolah hasil pertanian. "Pertanian ini bukan hanya mengolah, tapi banyak hasilnya," jelasnya.

Maulinda mengatakan, dirinya selalu membagikan kegiatan pelatihan program guru keahlian ganda jurusan TPHP pada rekan-rekannya di SMKN 2 Bener Meriah. Tidak sedikit yang akhirnya mengungkapkan ketertarikan pada jurusan TPHP itu. Alasannya, jurusan itu juga dapat mengajarkan bagaimana berwirausaha dengan baik dengan mengolah hasil pertanian. "Walaupun tak bekerja, di sini kita memahami bagaimana tekni mengolah hasil, kita bisa usaha sendiri," tutur dia.

Ia mengungkapkan, selama ini pemahaman orang tua terhadap jurusan TPHP menjadi salah satu alasan belum banyak siswa yang tertarik terhadap jurusan itu. Sebab, para orang tua berpikir, TPHP hanya bercocok tanam. Sehingga, setiap para siswa selesai melakukan uji kompetensi, hasil pengolahan harus ditunjukkan pada orang tua. Tujuannya, untuk menunjukkan pengolahan hasil pertanian dari daerahnya.

Secara pribadi, Maulinda yang merupakan guru adaptif mata pelajaran kimia, memiliki alasan tersendiri mengambil jurusan TPHP. Ia ingin memperdalam ilmunya, yakni mekanisasi teknik. "Kalau tak ada skill, bagaimana kita bisa menerapkan ke siswa. prinsip saya, pendidikan itu penting, mereka harus punya satu skill," tutur dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement