Senin 12 Dec 2016 18:45 WIB

KPM dan Korem Gelar Pelatihan Mematika untuk Babinsa dan Guru

Rep: Nur Hasan Murtiaji/ Red: Karta Raharja Ucu
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar pelatihan matematika untuk para Babinsa dan guru di wilayah Korem 061/Surya Kancana, Bogor, Jawa Barat.
Foto: IST
Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar pelatihan matematika untuk para Babinsa dan guru di wilayah Korem 061/Surya Kancana, Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Klinik Pendidikan MIPA (KPM) menggelar pelatihan matematika untuk para Babinsa dan guru di wilayah Korem 061/Surya Kancana, Bogor, Jawa Barat pada 6-10 Desember 2016. Pelatihan ini diikuti 21 aparat Babinsa dan guru.

Mereka adalah perwakilan dari sejumlah kodim di wilayah Korem 061/Surya Kancana, yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi. Selama pelatihan lima hari ini, para peserta diinapkan di Padepokan Amir Syahrudin milik KPM. Mereka diinapkan agar para peserta bisa fokus dalam mengikuti pelatihan.

Menurut pendiri KPM Raden Ridwan Hasan Saputra, materi pelatihan "Matematika Para Babinsa" adalah matematika nalaria realistik yang fokus pada penggunaan metode kotak-kotak. Metode ini dinilai praktis yang membuat guru dan siswa mudah belajar matematika, khususnya dalam perhitungan matematika dasar, seperti membilang, tambah, kurang, kali, dan bagi.

Selain belajar metode kotak-kotak, para peserta juga diajarkan "Permainan Matematika Militer", "Permainan Matematika Bela Negara", "Permainan Nara", berkunjung ke Toko Matematika, pengetahuan tentang kampung matematika, dan cara membuat wisata edukasi militer.

"Mereka juga mendapat motivasi bagaimana cara memperbanyak rezeki dengan sistem metode seikhlasnya. Materi motivasi ini diberikan agar peserta pelatihan siap menyebarkan ilmu yang didapat dengan ikhlas tanpa memikirkan bayaran," kata Ridwan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Senin (12/12).

Pelda Dwi Suhartoyo yang merupakan Babinsa Koramil Cicurug Kodim 0607 Kota Sukabumi mengatakan, pelatihan ini berguna karena bisa menjadi bekal bagi Babinsa di wilayahnya untuk menjalin komunikasi sosial dengan masyarakat. "Kalau kita sedang ke pelosok kan banyak orang yang masih buta huruf dan banyak yang tidak suka matematika," kata Dwi.

Dwi berencana mengajarkan kepada masyarakat tentang materi apa yang sudah didapatkan dari pelatihan ini. "Permainan Bela Negara", menurutnya, sangat menarik karena bisa menambah pengetahuan. "Memang kadang kita juga sudah lupa, bahkan menyanyikan lagu nasional pun lupa. Dengan permainan ini sangatlah berguna untuk menambah rasa kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Dalam permainan Bela Negara, katanya, kita bisa belajar apa itu Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara, dan lagu-lagu nasional. "Permainan ini sangat pantas dimasyarakatkan bukan hanya untuk TNI,” kata Dwi.

Dede Nurhayati guru dari SMPN 1 Cipanas menyatakan, sebagai guru yang berpengalaman mengajar, dia masih merasa kesulitan ketika mengajar perkalian dan pembagian. Namun, dengan metode kotak-kotak, belajar perkalian dan pembagian menjadi materi paling menarik.

"Saya pikir mungkin akan lebih berhasil jika diajarkan ke anak-anak,” kata Dede. Pelatihan seperti ini juga membuatnya termotivasi karena bukan hanya belajar matematika, tapi juga ada sisi spiritual.

Komandan Korem 061/SuryaKancana Kolonel Inf Mirza Agus mengatakan, Babinsa yang dilatih diharapkan menjadi kader di satuannya dalam membuat kelompok belajar KPM di wilayah masing-masing. Hal ini bertujuan untuk membantu pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan di pelosok. “Harapan saya selesai pembekalan, langsung aksi mengaktifkan KPM dan langsung berperan di masyarakat di samping tugas yang diemban,” kata Mirza.

Ridwan menambahkan, pelatihan ini bisa menjadikan Babinsa membantu guru di daerah pelosok untuk membuat anak sekolah menyukai matematika. Hal yang menarik, beberapa Babinsa yang awalnya tidak suka matematika pun akhirnya menjadi suka dan bisa matematika dengan metode ini.

"Mudah-mudahan hal ini bisa memotivasi guru dan siswa yang berada di pelosok. Semoga ketika metode ini terbesar ke seluruh Indonesia, pada tes PISA mendatang posisi peringkat Indonesia jauh lebih baik dari hasil PISA 2015, di mana Indonesia menempati urutan ke-69 dari 76 negara,” kata Ridwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement