Kamis 08 Dec 2016 05:58 WIB

YPI Al Azhar Perluas Jaringan

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Damanhuri Zuhri
Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta. (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta. (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al Azhar berencana memperluas jaringan sekolah Al Azhar, termasuk ke luar negeri. Ketua Umum Yayasan Pesantren Islam Al Azhar, H M Suhadi, menjelaskan, tahun lalu Muslim Indonesia dari Canberra bersilaturahim ke YPI Al Azhar untuk membicarakan kemungkinan pembukaan sekolah Al Azhar di sana. Tapi rencana ini agak sulit karena YPI Al Azhar yang harus aktif.

Bulan lalu, pihak yang sama datang kembali ke YPI Al Azhar dan menyampaikan ada peluang pendirian sekolah Al Azhar di Sydney. Di Sydney banyak Muslim Indonesia dan mereka perlu sekolah itu.

''Kami siap. Agar tidak terlalu berat, Muslim Sydney kami minta siapkan proposal dan aktif juga,'' kata Suhadi usai pembukaan Indonesia International Leadership Camp (IILC) 2016 di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al Azhar, Rabu (7/12).

Di Sydney, komunitas non Australia tidak terlalu sulit membuka institusi pendidikan. Ada sekolah dan tempat ibadah milik komunitas Korea yang sekarang kosong. Itu bisa diambil alih dan tidak perlu izin. ''Ini pertama kali bagi kami. Dulu pernah juga permintaan di Qatar, tapi belum bisa terwujud,'' kata Suhadi.

Sementara itu, pada 2017, YPI Al Azhar juga akan menambah 17 unit sekolah. Saat ini sudah ada 155 sekolah Al Azhar di seluruh Indonesia dan satu Universitas Al Azhar Indonesia.

Dalam tiga tahun ini ada saja, lanjut Suhadi, sudah banyak yang meminta YPI Al Azhar menambah sekolah. Kalau ada pengajuan semacam itu, YPI Al Azhar akan melakukan survei. Ada yang bisa segera, ada yang nanti.

Pada 2017 itu sebenarnya ada 20-an unit sekolah, tapi yang hampir pasti ada 17 unit antara lain di Pekanbaru, Jambi, Malang, Balikpapan, dan Gresik. Kalau rata-rata dua sekolah, setidaknya ada delapan lokasi yang akan ada sekolah Al Azhar tahun depan.

Setelah surpervisi, sekolah mempersiapkan fasilitas sesuai standar lalu YPI Al Azhar akan menyiapkan kepala sekolah. ''Biasanya kepala sekolah dari pusat. Tapi karena makin banyak permintaan, kepala sekolah diambil dari kota besar terdekat,'' kata Suhadi.

Baru setelah itu dilakukan perekrutan guru. Dari pengalaman, perekrutan guru lebih antusias dari penerimaan murid baru. Di Palembang tiga tahun lalu, guru yang dibutuhkan 30 orang dan yang daftar lebih dari 300 orang.

Sekolah Al Azhar pada umumnya didirikan atas inisiatif jamaah atau orangtua murid atau mereka punya hubungan dengan Al Azhar. ''YPI sendiri tidak mencari-cari. Tapi jamaah yang minta. Biasnaya orangtua murid kalau pindah kota akan mencari sekolah Al Azhar,'' kata Suhadi.

Di Timur, sekolah Al Azhar ada di Makassar dan Gorontalo. Di Kalimanatan, sekolah Al Azhar ada di Balikpapan, Samarinda, dan Pontianak. Di Sumatera ada di Pakanbaru, Jambi, Padang, Bengkulu dan Palembang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement