Jumat 16 Sep 2016 17:07 WIB

Lapan: Sains Sering Dianggap Rumit, Padahal Menarik

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Peserta mengikuti kegiatan Republika Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (3/9).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Peserta mengikuti kegiatan Republika Fun Science di Kantor Harian Republika, Jakarta, Sabtu (3/9).

REPUBLIKA.CO.ID, ‎JAKARTA -- Sains sering dianggap ilmu yang sulit dan rumit dipelajari, terlebih oleh anak-anak. Ada kecenderungan para siswa tidak menyukai pelajaran sains di sekolah.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin mengatakan seringkali yang terjadi sekolah lebih mendahulukan rumus-rumus yang seolah terlihat rumit. "Namun mereka (siswa) belum diajarkan bahwa sesungguhnya sains itu menarik," ujarnya kepada Republika.co.id, Jumat (16/9).

Saat ini, populerisasi sains sudah menjadi gerakan internasional. Kegiatan mempelajari sains dengan menyenangkan sangat penting. "Ini yang semestinya dilakukan tingkat sekolah," kata Thomas.

Menurut dia, guru sebaiknya bukan sekadar mengajarkan rumus-rumus sains, melainka juga mengajarkan konsep-konsep sederhana yang bisa dilakukan secara sederhana pula. Khusus untuk anak, dapat dilakukan dengan menggunakan mainan, ilustrasi, atau video yang bisa menunjukkan bahwa sains menyenangkan dan menarik.

Atas latar belakang itu, Republika pun mengadakan kegiatan Republika Fun Science. Lewat kegiatan ini, Republika ingin mengajak anak mengubah pandangan mereka bahwa sains tidaklah 'menakutkan'.

Di akhir pekan kali ini, misalnya, Republika bersama Lapan akan mengajak peserta mempelajari bagaimana cara kerja roket dengan teknik seru dan menarik. Peserta yang umumnya terdiri dari anak SD dan SMP akan diajak membuat roket air dari botol bekas.

Dari roket tersebut, pembimbing dari Lapan akan menjelaskan proses kerja roket hingga akhirnya dapat terbang ke antariksa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement