Sabtu 03 Sep 2016 08:45 WIB

Mendikbud akan Perbanyak Aktivitas Kebudayaan di Sekolah

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nur Aini
Mendikbud Muhadjir Effendy (tengah) memainkan tokoh Bethara Brahma didampingi Bupati Malang Rendra Kresna (kanan) sebagai Tumenggung Kanjuruhan dan Gubernur Jatim Soekarwo (kiri) sebagai Pendeta Lohgawe pada pementasan ketoprak dengan lakon Babad Singosari
Foto: Antara/Arii Bowo Sucipto
Mendikbud Muhadjir Effendy (tengah) memainkan tokoh Bethara Brahma didampingi Bupati Malang Rendra Kresna (kanan) sebagai Tumenggung Kanjuruhan dan Gubernur Jatim Soekarwo (kiri) sebagai Pendeta Lohgawe pada pementasan ketoprak dengan lakon Babad Singosari

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Menteri Pendidikan dan Kebudayan (Mendikbud) Muhadjir Effendy bertekat memayungi seluruh sekolah dengan kebudayaan, khusunya yang ada di daerah setempat. Komitmen tersebut sejalan dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta mendikbud merumuskan pembentukan konsep kebudayaan nasional melalui sekolah-sekolah, Rabu (31/8).

"Mari menjadikan seluruh sekolah dipayungi kebudayaan," kata Muhadjir saat memberikan sambutan pembukaan Malang Art Week di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (2/9) lalu.

Ia mengajak kalangan budayawan dan seniman di Kota dan Kabupaten Malang kembali mendatangi sekolah-sekolah untuk mengenalkan kebudayaan daerah pada anak-anak, khususnya tingkat SD. Ia juga mengimbau pada orang tua agar mengajak anaknya mendatangi sanggar budaya dan mengenalkan budaya luhur bangsa.

Mendikbud bahkan berencana memperbanyak aktivitas kebudayaan bagi anak SD, tidak melulu belajar akademik di kelas. Hal tersebut, ia menjelaskan, sebagai salah satu upaya menjadikan sekolah sebagai tempat yang menggembirakan dan menjadi rumah kedua untuk siswa.

"Saya tak bisa berbuat banyak tanpa dukungan pemerintah daerah (pemda), kreator cerdas, budayawan di Malang. Kita bawa budaya ke kejayaan," tutur Muhadjir.

Ia meyakini, dengan menanamkan nilai kebudayaan pada siswa SD dan SMP, akan muncul gerasi lebih hebat pada 2045 saat Indonesia memperingati 100 tahun kemerdekaan. "Kita bisa jadikan orang tua mulia, jika bisa melahirkan gererasi yang hebat," ujar dia.

Menurutnya, generasi 2045 yang kuat bisa bersaing dan berkompetisi dengan bangsa internasional. Namun, ia berujar, apabila gagal mencetak generasi 2045 yang tangguh, artinya sudah ada pemotongan generasi.

"Kalau tidak, akan ada generasi lemah, lembek dan bangsa kita jadi jajahan bangsa lain. Saya yakin Malang Raya akan menempatkan budaya Jawa Timur jadi ruh budaya pendidikan di se-Jatim," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement