Senin 18 Jul 2016 17:04 WIB

Bupati Purwakarta Minta Guru Hukum Anaknya Jika Nakal di Sekolah

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. (Republika/Ita Nina Winarsih
Foto: Republika/Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi. (Republika/Ita Nina Winarsih

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengantarkan kedua anaknya pada hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru 2016, Senin (18/7). Bupati berangkat dari rumah dinasnya di Jalan Gandanegara Nomor 25 dengan menaiki sepeda, diikuti kedua putranya, yakni Ahmad Habibie Bungsu Maula Akbar dan Yudhistira Manunggaling Rahmaning Hurip.

Dedi terlebih dahulu mengantarkan anak keduanya, Yudhistira menuju SMP Negeri Kahuripan Padjadjaran Purwakarta. Saat ini Yudhistira akan menempuh pelajaran di kelas 7 sekolah tersebut. Yudhistira diantar bapaknya hingga masuk ke areal sekolah. Kemudian, Dedi menemui kepala sekolah dan wali kelas anaknya itu.

Dihadapan kepala sekolah dan wali kelas anaknya, Dedi meminta agar pihak sekolah tidak memberikan keistimewaan kepada anak keduanya itu.

"Berikan hukuman saat dia melakukan kesalahan, agar dia berpikir bahwa melanggar peraturan itu sesuatu yang tercela," kata Dedi berpesan kepada Kepala SMP Negeri Kahuripan Padjadjaran Purwakarta.

Setelah mengantarkan anak keduanya itu, Dedi langsung menuju SMA Negeri Prabu Niskala Wastu Kencana, untuk mengantar anak pertamanya, Ahmad Habibie Maula Akbar. Pesan yang sama disampaikan bupati kepada Kepala SMA Negeri Prabu Niskala Wastu Kencana serta wali kelas anaknya.

"Ibu, ini titip anak saya, dia mulai beranjak dewasa. Kalau melakukan hal yang tidak terpuji, beri sanksi dengan berlari keliling sekolah, sanksi hormat bendera di depan siswa lain, dan push up sebanyak mungkin," kata dia.

Hal tersebut dilakukan Dedi untuk menegaskan bahwa orang tua memang sudah seharusnya menitipkan anak-anak mereka secara penuh kepada guru di sekolah. Dia menegaskan orang tua harus bisa menerima apapun hukuman yang diterapkan oleh guru kepada anak-anak mereka. Sebab, guru merupakan pengganti orang tua di sekolah.

"Kalau anak-anak kita melakukan kesalahan kemudian dihukum oleh guru, ya kita harus berterima kasih," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement