Sabtu 11 Jul 2015 19:14 WIB

Ini Kata Dua Menteri Tentang Anak-anak Pengendara Motor

Rep: C37/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan
Foto: ROL/Fian Firatmaja
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan menegaskan agar orangtua tidak mengizinkan anak-anak di bawah umur memakai sepeda motor. Ia juga menegaskan kepada sekolah agar memanggil orangtua murid-murid di bawah umur yang menggunakan sepeda motor ke sekolah.

“Sekolah melihat ada anak di bawah umur pakai motor, panggil orangtuanya, dan rata-rata orangtuanya jangan izinkan anak pergi ke sekolah pakai motor sebelum anaknya punya SIM dan cukup umur,”tegas Anies saat diskusi Ngobrol Santai Tentang Dakwah di Lembaga Dakwah iHaqi center, Jumat (10/7).

Anies menuturkan, jangan sampai orangtua menganggap anak di bawah umur diizinkan memakai motor adalah hal yang sederhana. Statistiknya, jelas Anies, justru yang sering kecelakaan adalah anak-anak muda pengendara motor. Ia menambahkan, yang membunuh bukan motornya tapi kecepatan.

“Kalau motornya jalannya 15 km/jam ya nggak repot, begitu kecepatannya 80 km/ jam baru bahaya. Anak-anak muda dapat motor, rasanya nggak akan jalan 15 km/jam, justru kecepatan tinggi,”kata Anies.

Memang penyebab banyaknya pengguna motor di bawah umur saat ini akibat kurangnya ketegasan hukum dan polisi terhadap mereka. Untuk itu, orangtua harus bisa menjaga dengan baik anak-anak mereka.

“Satu lagi soal pelanggaran hukum, begitu terjadi kecelakaan penyesalan itu betul-betul seumur hidup,”tegasnya.

Sementara itu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakkiri yang juga hadir di acara yang sama menuturkan bahwa orangtua yang mengizinkan anaknya memakai motor di usia di bawah umur, itu tanda orangtua yang terlalu memanjakan anaknya. Anak yang dimanjakan, menurut Hanif, berarti anak yang tidak keras kepada dirinya.

“Anak yang tidak keras pada dirinya kelak ia akan menghadapi kenyataan lebih keras, karena dia tidak terbiasa keras pada dirinya. Dia biasa dimanjain sama orangtuanya dan dia malah tidak bisa survive,”tutur Hanif tegas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement