Rabu 15 Apr 2015 21:12 WIB

Siswa tak Terpengaruh Bocoran Soal

Rep: C36/ Red: Djibril Muhammad
Pelajar mengikuti ujian nasional berbasis komputer.  (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Pelajar mengikuti ujian nasional berbasis komputer. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah siswa SMA peserta Ujian Nasional (UN) di Jakarta Pusat tak terpengaruh adanya bocoran soal. Mereka enggan berspekulasi terhadap bocoran soal-soal yang ada.

Siswa SMAN 27 Jakarta, Muhammad Rizki Ramdhan (18), mengaku sempat men-download soal dari salah satu blog. Soal yang diunduh adalah soal Matematika. Ia mengunduh soal setelah ujian Matematika dilaksanakan.

Setelah dikerjakan, diketahui sekitar 20 persen bocoran soal sama dengan soal Matematika. "Niat saya hanya iseng, sekedar ingin tahu. Meski ada kesamaan, saya tidak lantas menelusuri lebih lanjut," ungkapnya saat ditemui Republika di sekolahnya, Rabu (15/4).

Siswi lain, Lazia Nur Faidah (17) mengaku tahu mengenai bocoran soal. Ia mendapatkan informasi saat mengobrol dengan kawan selama masa UN berlangsung.

Menurut dia, banyak siswa yang membicarakan bocoran soal. Namun, ia tidak yakin apalah kawan-kawannya memanfaatkan bocoran tersebut. Disinggung tentang keinginan memanfaatkan bocoran soal, Lazia dengan

tegas menolak. Bagi dia, bocoran soal tidak bisa dipercaya.

"Saya sudah belajar keras. Lebih baik menggunakan usaha sendiri. Yang ada di luar belum tentu bermanfaat, " katanya.

Hal senada juga diungkapkan Putri Rizky, 17. Meski mengakui soal UN 2015 sulit, ia memastikan sanggup mengerjakan sendiri seluruhnya. Tingkat kesulitan soal, lanjut Putri, terindikasi dari struktur soal yang banyak menggunakan pemahaman ganda.

"Jadi tidak langsung ketemu maksud pertanyaannya. Kami harus berpikir keras. Tapi tidak sampai

memanfaatkan bocoran soal," katanya.

Ketua Pelaksana UN Rayon I Jakarta Pusat II, Endang Sri Hartini, ketika ditemui terpisah menolak berkomentar lebih lanjut mengenai bocoran soal. Menurutnya, isu semacam itu sebaiknya dihentikan.

Ia menegaskan jika UN kali ini berjalan lebih baik. Indikasinya, paket soal datang dengan lengkap, pengiriman soal cukup lancar dan adanya instruksi yang jelas selama UN. "Selain itu, koordinasi UN kali ini lebih baik. Lebih banyak elemen ikut memantau di lapangan," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement