Jumat 26 Dec 2014 03:16 WIB

Indonesia Jangan Hanya Jadi Konsumen TIK

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Julkifli Marbun
Teknologi Informasi (ilustrasi)
Foto: tnea.in
Teknologi Informasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional Wijaya Kusumah mengatakan perubahan dan peningkatan mapel Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) yang sesuai tuntutan zaman dilakukan dengan bukan menghapus mata pelajaran.

Hal yang harus dilakukan adalah memperbarui materinya dan melatih guru-gurunya, katanya, Kamis, (25/12).

“Kami tidak ingin selamanya menjadi konsumen di bidang TIK. Kami ingin menjadi  produsen di bidang TIK," kata Wijaya.

Kalau mata pelajaran TIK dihapuskan, ujarnya, maka bangsa Indonesia hanya menjadi konsumen TIK. Padahal pengetahuan di bidang TIK sangat dibutuhkan oleh generasi bangsa, yakni murid-murid saat ini untuk menghadapi era teknologi yang semakin maju.

Saat ini, lanjutnya, setelah mata pelajaran TIK dihapuskan, para guru honorer dan swasta banyak yang dirumahkan. Menurutnya hal itu memprihatinkan.

Pada saat bangsa ini ingin maju di bidang teknologi, malah banyak guru TIK dirumahkan. Harus ada solusi atas hal ini, jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement