Rabu 31 Jul 2013 16:20 WIB

Sabet Emas di Olimpiade Matematika, Indonesia Ungguli Prancis, Jerman

Rep: Fenny Melisa/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Matematika (Ilustrasi)
Foto: clare.cam.ac.uk
Matematika (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penantian Indonesia selama 25 tahun sejak tahun 1988 untuk mendapatkan medali emas pertama di Olimpiade Matematika Internasional atau International Mathematical Olympiad (IMO) akhirnya terwujud.

Sumbangan medali emas pertama dipersembahkan oleh Stephen Sanjaya, siswa SMAK 1 BPK Penabur Jakarta pada ajang IMO ke-54 di Kota Santa Marta, Kolombia, 18-28 Juli 2013.

Pada ajang tersebut, tim Indonesia yang mengirimkan enam peserta selain meraih satu medali emas, juga meraih satu medali perak, dan empat medali perunggu.

Medali perak diraih oleh Fransisca Susan siswa SMAK 1 BPK Penabur Jakarta.  Adapun medali perunggu diraih oleh Bivan Alzacky Harmanto siswa SMA Labschool Jakarta, Gede Bagus Bayu Pentium siswa SMA Semesta Semarang, Reza Wahyu Kumara siswa SMAN Sragen BBS, dan Kevin Christian Wibisono siswa SMAK IPEKA Puri Indah Jakarta.

Prestasi membanggakan ini menempatkan Indonesia di posisi 19 dari 97 negara peserta. Mengalahkan negara-negara di benua Eropa seperti Italia di peringkat 20, Perancis di peringkat 21, Belanda di peringkat 25, dan Jerman di peringkat 27.

Meski demikian, Indonesia masih berada jauh di bawah peringkat sesama negara ASEAN, yakni Vietnam di peringkat ke-7 dengan menyabet tiga medali emas. Sementara Cina kembali merebut posisi puncak yang sempat diambil alih Korea Selatan tahun lalu.

Hasil ini juga jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu, yang berada di posisi 35 dari 100 negara. Ketika itu, tim Indonesia meraih sebanyak satu medali perak, tiga medali perunggu, dan satu honorable mention.

Dengan kemenangan ini, seperti yang tertulis dalam keterangan pers yang diterima Republika dari Humas Kemdikbud Rabu (31/7), kemampuan matematika siswa Indonesia sudah diakui di tingkat dunia.

 Tim Olimpiade Matematika Indonesia yang didampingi oleh tim pembina yang terdiri atas Dr. Budi Surodjo (Universitas Gajah Mada) sebagai pemimpin tim, Dr. Yudi Satria (Universitas Indonesia) sebagai deputy leader, Dr. Hery Susanto (Universitas Negeri Malang) sebagai pengamat A, serta Dr. Alhaji Akbar Bachtiar (Universitas Indonesia) sebagai pengamat B, akan tiba di tanah air pada Rabu, (31/07) pukul 21.00 WIB di terminal kedatangan internasional 2D Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement