Jumat 24 May 2013 21:19 WIB

Persentase Kelulusan SMA Banjarbaru Alami Penurunan

Ujian Nasional
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Ujian Nasional

REPUBLIKA.CO.ID,BANJARBARU--Kelulusan peserta ujian nasional tingkat sekolah menengah atas dan sederajat di Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, tahun ajaran 2012/2013 menurun dibanding tahun lalu.

"Ada penurunan persentase kelulusan peserta ujian untuk setiap jenjang pendidikan sekolah menengah atas baik SMA, MA maupun sekolah menengah kejuruan," ujar Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru Ahmadi Arsyad, Jumat.

Ia mengatakan, untuk jenjang SMA, persentase kelulusan 92,71 persen atau menurun 7,21 persen dibanding tahun sebelumnya yang hampir mencapai 100 persen tepatnya 99,92 persen.

Persentase jenjang MA mengalami penurunan 0,44 persen atau sebesar 99,48 persen dibanding kelulusan tahun lalu yang mencapai 99,92 persen dan SMK dari kelulusan 100 persen menjadi 99,91 persen, menurun 0,09 persen.

"Jumlah peserta ujian yang dinyatakan tidak lulus sebanyak 46 orang terdiri dari 44 siswa berasal dari jenjang SMA dan masing-masing satu murid jenjang MA dan SMK," ungkapnya.

Dirincikan, peserta UN yang tidak lulus dari SMA PGRI 1 sebanyak 15 siswa, SMA PGRI 2 ada 11 murid, SMAN 2 dan SMA 3 masing-masing empat orang, SMA Bethel 8 siswa dan SMAN 4, MA Miftahul Khairiyah dan SMK 1 masing-masing satu orang.

"Beberapa sekolah ada yang meluluskan siswanya 100 persen seperti SMAN 1, SMA Nurul Maad dan tujuh sekolah MA kecuali MA Miftahul Khairiyah yang satu siswanya dinyatakan tidak lulus," ujarnya.

Mengenai penurunan persentase kelulusan peserta UN, ia mengatakan penyebabnya hampir sama seperti 11 daerah lain di Indonesia yang mengalami penundaan pelaksanaan ujian sehingga mempengaruhi konsentrasi siswa.

"Penyebab penurunan hampir sama seperti yang dialami daerah lain yang mengalami penundaan ujian. Dampaknya cukup besar karena mempengaruhi mental dan konsentrasi siswa dalam menghadapi ujian," ujarnya.

Selain dampak penundaan pelaksanaan ujian, kekurangan naskah soal UN termasuk lembar jawaban komputer juga menimbulkan pertanyaan karena ada beberapa lembar jawaban yang tidak asli melainkan hasil fotocopi.

"Lembar jawaban komputer hasil fotocopi itu menimbulkan pertanyaan karena mesin pemindai komputer pasti tidak bisa memindai karena lembar kertasnya beda sehingga dimungkinkan tidak terpindai," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement