Jumat 24 May 2013 17:07 WIB

Angka Kelulusan SMA Jember Capai 99,91 Persen

Kelulusan Siswa (ilustrasi)
Foto: Republika/prayogi
Kelulusan Siswa (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Angka kelulusan siswa dalam ujian nasional jenjang sekolah menengah atas dan sederajat di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mencapai 99,91 persen dari total peserta 19.752 siswa.

"Alhamdulillah tingkat kelulusan siswa SMA/SMK tahun ini naik 0,11 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 99,80 persen," kata Kepala Bidang SMP, SMA dan SMK Dinas Pendidikan Jember, Tatang Priyanggono, Jumat (24/5).

Sesuai prosedur operasional standar (POS) UN 2013, kata dia, peserta didik dinyatakan lulus apabila rata-rata nilai akhir dari seluruh pelajaran sebesar 5,5 dengan nilai tiap mata pelajaran minimal 4, sementara untuk SMK ditambah nilai kompetensi keahlian di masing-masing sekolah.

"Angka kelulusan yang cukup tinggi dan terus meningkat tiap tahun merupakan kerja keras semua pihak baik anak didik, orang tua, maupun guru di masing-masing sekolah," tuturnya.

Jumlah peserta UN tingkat SMA dan sederajat sebanyak 19.752 siswa, dengan rincian sebanyak 7.048 murid SMA, enam siswa SMA Luar Biasa, 4.065 siswa Madrasah Aliyah, dan sebanyak 8.633 siswa SMK.

"Saya berharap angka kelulusan tahun 2014 bisa meningkat lagi, bahkan kalau bisa seluruh siswa di Kabupaten Jember bisa lulus 100 persen," katanya.

Menanggapi masih banyak siswa yang melakukan aksi corat-coret seragam, Tatang menuturkan pihaknya sudah memberikan imbauan dan surat edaran tentang larangan aksi konvoi dan corat-coret seragam sekolah.

"Kami menyampaikan kepada seluruh kepala sekolah di Jember untuk mensosialisasikan larangan corat-coret seragam kepada siswanya yang lulus karena seragam sekolah itu bisa disumbangkan atau diberikan kepada siswa yang tidak mampu," ujarnya.

Pantauan di lapangan, siswa yang melakukan konvoi dan corat-coret seragam hari ini hanya sedikit, namun informasi dari salah seorang siswa SMK swasta yang enggan disebutkan namanya mengatakan sebagian besar siswa akan konvoi pada Sabtu (25/4) yang bertepatan dengan libur Hari Raya Waisak.

"Corat-coret seragam sekolah dan konvoi merupakan tradisi kelulusan yang harus dilakukan karena merupakan ekspresi kegembiraan, namun kami tetap berusaha mematuhi tata tertib lalu lintas selama konvoi," ucap seorang siswa SMK swasta yang dinyatakan lulus.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement