Senin 28 May 2018 13:37 WIB

Unair Minta BNPT Perjelas Kampus Disusupi Paham Radikalisme

Nasih merasa BNPT perlu menjelaskan secara detail kepada pihak kampus.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Profesor Muhammad Nasih dilantik sebagai Rektor Unair, Selasa (16/5).
Foto: pilrek.unair.ac.id
Profesor Muhammad Nasih dilantik sebagai Rektor Unair, Selasa (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih berterima kasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang mengungkap nama-nama kampus yang disebutnya telah disusupi paham radikalisme. Namun demikian, Nasih meminta BNPT untuk lebih memperjelas data yang diungkapkannya.

"Kalau perlu by name, by adress, karena itu kami butuhkan agar lebih fokus melakukan pembinaan. Apakah dosen, karyawan, atau mahasiswa. Termasuk kejadiannya kapan, bisa saja 10 tahun atau lima tahun lalu. Sehingga, kami bisa melakukan tindakan yang lebih efektif," kata Nasih saat ditemui di Kampus C Unair, Surabaya, Senin (28/5).

Nasih merasa Unair sudah merancang kegiatan dan kurikulum mahasiswa disesuaikan dengan misi universitas. Baik kurikuler maupun ekstrakurikuler semuanya dirancang untuk menambah soft skill mahasiswa, bukan terkait terorisme atau radikalisme.

Nasih kemudian meminta BNPT untuk menyampaikan data detai terkait pihak-pihak yang disebut terlibat paham radikal, terutama di kampusnya. Itu tak lain karena Nasih merasa, pihaknya tidak bisa menelusuri lebih dalam terkait keterlibatan pihak-pihak tertentu di kampusnya yang terlibat paham radikal.

"Kami gak punya perangkat, kami gak punya intelijen, yang bisa mengawasi orang per orang yang masuk ke sini. Jadi, kita pingin kejelasan saja. Sampaikan ke kami," ujar Nasih

Nasih merasa BNPT perlu menjelaskan secara detail kepada pihak kampus yang disebut-sebut komponennya ada yang terlibat paham radikal. Itu tak lain agar kampus bisa mengambil tindakan-tindakan efektif dalam upaya mematikan penyebaran paham tersebut.

"Apalagi misi kami, misi BNPT sama kan. Menghasilkan generasi yang jauh dari terorisme, radikalisme, dan tindakan-tindakan biadab yang dilakukan teroris," ujar Nasih.

Sebelumnya, Direktur Pencegahan BNPT Hamli mengatakan, hampir semua perguruan tinggi negeri (PTN) sudah terpapar paham radikalisme. Beberpa kampus yang disebutnya disusupi paham radikal adalah Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Diponegoro (Undip), Insitut Teknologi Surabaya (ITS), Universitas Airlangga (Unair), dan Universitas Brawijaya (UB).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement