Rabu 23 May 2018 13:11 WIB

Direktur BSI Pastikan Kesiapan Kampus Hadapi Era Disrupsi

Salah satu cara hadapi era disrupsi adalah penggabungan kampus

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Bina Sarana Informatika (BSI)
Bina Sarana Informatika (BSI)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menghadapi era disrupsi dan revolusi industri 4.0 semua perguruan tinggi dituntut untuk terus berinovasi, tak terkecuali Bina Sarana Informatika (BSI). Direktur BSI Naba Aji Notoseputro memastikan, BSI siap menghadapi era disrupsi dan revolusi industri 4.0 tersebut.

Menurut Naba, salah satu upaya yang dilakukan yaitu dengan merger atau penggabungan kampus untuk kemudian menjadi universitas. Dia pun menargetkan pada tahun 2018 ini, proses penggabungan akan rampung.

"Untuk menghadapi era disrupsi kami harus menjadi besar. Makanya BSI mesti bersatu, dan langkah merger ini juga sejalan dengan tujuan pemerintah, jadi prosesnya akan cepat, tahun ini selesai," kata Naba usai Seminar Nasional di Kampus BSI Kalimalang, Jakarta, Rabu (23/5).

Dia memastikan, langkah merger tersebut tidak akan merugikan sivitas maupun proses akademik. Malah dengan merger, jelas dia, nantinya segala proses akademik akan lebih efisien dan efektif.

"Hanya saja, memang yang paling berdampak itu diranah manajemen kampus. Kalau bergabung kan nantinya hanya ada satu pimpinan kampus, yakni rektor, tapi itu tidak masalah," jelas dia.

Adapun proses penggabungan yang dimaksud yaitu hanya penggabungan manajemen. Untuk bangunan kuliah, kata dia, tetap seperti sediakala. Hanya saja setelah dimerger, BSI akan berpusat di kampus BSI Cengkareng.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement