Sabtu 19 May 2018 03:52 WIB

Mahasiswa ITB Ciptakan Robot Pesepakbola

Robot humanoid adalah robot dengan fisik layaknya manusia.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi
Gerbang Kampus ITB/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG -- Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) berkreasi dalam bidang robotik. Baldar, Daritem, dan Albasari adalah ketiga robot humanoid buatan mahasiswa yang tergabung dalam Tim Hooge School.

Uniknya, ketiga robot ini diciptakan sebagai pesepakbola. Robot humanoid ini didesain memiliki kemampuan bermain sepak bola. Robot ini diikutsertakan dalam Kontes Robot Indonesia (KRI) tingkat regional 2.

Ketua Tim Hooge School, Ahmad Habbie Thias menuturkan, robot humanoid adalah robot dengan fisik layaknya manusia. Dalam KRI untuk kategori Konter Robot Sepak Bola Indonesia (KRSBI) Humanoid, ketiga robot tersebut ditantang untuk mampu memainkan bola, menendang bola ke gawang lawan, dan memiliki kemampuan image processing.

"Robot harus bisa membedakan lawan, posisis bola, gawang, dan harus bisa memainkan strategi tertentu untuk memenangkan permainan sepak bola, katanya seperti dalam siaran pers dari ITB.

Diakuinya, pada KRI 2018 ada peraturan baru yang cukup membuat timnya agak kewalahan. Posisi robot di lapangan harus sudah auto positioning. Yakni robot sudah harus bisa menempatkan dirinya saat masuk ke arena lapangan.

Menurut pria yang akrab disapa Habbie ini, kesulitan lain yakni saat timnya harus memahami program robot yang sudah ada. Pasalnya, robot tim memakai robot tahun sebelumnya yang kemudian dikembangkan di 2018.

Jadi bisa dibilang secara fisik robot ini sudah agak tua. Sehingga mekanik dan sistemnya juga harus menyesuaikan dengan kemampuan rangka robot. Selain itu, robot yang kita miliki hanya 3, sedangkan tim lain memiliki 5 robot sehingga minim robot cadangan, tuturnya.

Robot humanoid ini akhirnya berhasil meraih Juara 3 dalam KRI Tingkat Regional 2. Kontes ini diadakan pada 10-12 Mei lalu di Universitas Tarumanegara, Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement