Sabtu 19 May 2018 01:52 WIB

UGM Luncurkan Aplikasi Informasi Pengungsi Korban Bencana

Aplikasi mobile Gotro menginformasikan kondisi posko pengungsi korban bencana.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Ketua Tim Pengembang Gotro, Dr Anggri Setiawan, saat menerangkan aplikasi informasi pengungsi bernama Gotro, Jum'at (18/5).
Foto: dok. UGM
Ketua Tim Pengembang Gotro, Dr Anggri Setiawan, saat menerangkan aplikasi informasi pengungsi bernama Gotro, Jum'at (18/5).

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) baru saja meluncurkan terobosan baru sistem informasi kebencanaan berupa aplikasi mobile Gotro (Gotong Royong). Aplikasi ini menginformasikan kondisi posko pengungsi korban bencana.

Aplikasi berisikan berbagai informasi terkait perkembangan kondisi posko pengungsian korban bencana. Informasi yang bisa didapatkan berupa informasi usia, jenis kelamin, kondisi, dan jumlah pengungsi. Selain itu, aplikasi berisikan informasi seperti kebutuhan logistik, tenaga kesehatan dan psikolog, serta menu donasi. Ketua Tim Pengembang Gotro, Anggri Setiawan menilai, selama ini informasi pengungsi belum tersampaikan dengan baik.

"Karenanya, Gotro hadir untuk melengkapi aplikasi kebencanaan yang telah ada, terutama prosedur pendistribusian logistik bagi para pengungsi, untuk mendukung manajemen tanggap darurat berbasis masyarakat yang lebih efektif dan efisien," kata Anggri, Jum'at (18/5).

Anggri melihat, kebutuhan para pengungsi yang sangat dinamis terkadang belum dapat terpenuhi sepenuhnya dari ketersediaan logistik yang ada. Ditambah lagi, jika mereka harus tinggal lebih lama di dalam posko-posko pengungsian. Artinya, tantangan utama aplikasi ini tidak lain harus dapat bekerja dalam skala nasional. Namun, dosen Geografi Lingkungan Fakultas Geografi UGM itu mengingatkan, aplikasi harus bisa menginformasikan secara detail dinamika pengungsi.

"Memberikan informasi yang detail terhadap dinamika pengungsi di setiap posko bencana," ujar Anggri.

Gotro sendiri dikembangkan sejak awal 2018 dengan tiga sub sistem yakni Gotro Relawan, Admin, dan Gotro Masyarakat. Cara kerjanya dimulai pemutakhiran laporan kondisi posko bencana relawan melalui aplikasi yang sudah terverifikasi oleh sistem admin. Berikutnya, masyarakat yang telah menginstal aplikasi ini akan memperoleh notifikasi dan bisa memilih jenis serta jumlah bantuan yang akan dikirim. Jenis bantuan dapat berupa barang-barang kebutuhan pengungsi maupun dana sosial.

Masyarakat yang akan memberikan bantuan juga akan diverifikasi terlebih dahulu oleh admin. Dengan aplikasi ini, informasi kebencanaan bisa lebih cepat diterima masyarakat luas karena pelibatan relawan sebagai responden lokal yang tersebar di berbagai daerah.

Setelah sumber informasi diverifikasi admin dan terunggah dalam sistem, pengguna Gotro akan memperoleh notifikasi terkait kejadian bencana di Indonesia. Tinggal diurutkan informasi kebencanaan berdasarkan bencana terbaru, terdekat atau spesifik kota terdampak.

Gotro memiliki tiga menu utama yaitu informasi bencana, posko, dan donasi. Menu infromasi bencana menampilkan foto-foto kejadian bencana hasil unggahan relawan, pengungsi, serta informasi korban meninggal dunia dan luka-luka.

Menu donasi disediakan dua pilihan untuk membantu para pengungsi yaitu berbentuk barang yang merujuk pada daftar kebutuhan di setiap posko dan dana sosial. Selanjutnya, dalam menu posko menampilkan lokasi setiap posko yang dapat dilihat langsung dalam google map.

Aplikasi ini turut memungkinkan adanya pilihan penambahan titik posko sesuai kondisi di lapangan. Saat ini, terus dilakukan pengembangan program dan rencana menggandeng kerja sama dengan ekspedisi dan bank untuk pengiriman barang dan transfer dana.

Gotro telah dirilis pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Ikatan Ahli Bencana kelima di Padang, 1-4 Mei 2018 yang dihadiri Presiden Joko Widodo. Gotro jadi aplikasi mobile kebencanaan pertama di Indonesia yang memberikan informasi terkait kondisi posko pengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement