Jumat 18 May 2018 15:10 WIB

Konflik Indonesia, Inspirasi Dosen Psikologi UAD

Beberapa pihak masih belum memiliki cara untuk mengatasi konflik

Rep: MgROL 10/ Red: Fernan Rahadi
Dosen UAD, Hadi Suyono
Foto: Republika/Fernan Rahadi
Dosen UAD, Hadi Suyono

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Buku berjudul Merawat Perdamaian telah terbit pada Oktober 2017. Buku yang diterbitkan oleh Semesta Ilmu yang bekerja sama dengan Fakultas Psikologi UAD ini ditulis oleh Hadi Suyono. 

Ada berbagai macam konflik yang ada di Indonesia, entah konflik antar agama, konflik antar suku, terorisme dan lain sebagainya.

"Namun beberapa pihak masih belum memiliki cara untuk mengatasi konflik. Ada beberapa variabel yang membuat suatu konflik terrjadi. Jika prasangka tinggi, maka akan mudah terjadi suatu konflik, misalnya ekonomi seperti berebut lahan, konflik agama, konflik kesukuan, konflik kerusuhan, politik," kata Hadi saat ditemui beberapa waktu lalu.

Dalam buku ini memaparkan konflik yang ada di Indonesia, disertai dengan teori yang dapat digunakan, kemudian penulis mencari data, sehingga dapat menentukan konflik tersebut berada dalam tingkat tinggi sedang atau rendah. Buku ini berawal dari beberapa riset yang telah dilakukan oleh Hadi.

Menurut Hadi, sebagai penulis, tidak ada kendala dalam menulis, kecuali waktu. Hal ini disebabkan oleh kesibukannya sebagai seorang dosen Psikologi di Universitas Ahmad Dahlan. Ia mengaku hanya butuh waktu untuk diri sendiri, dan waktu tersebut ia gunakan untuk menulis di tengah kesibukannya sebagai seorang pengajar. Sebelumnya, ia mencuri waktu untuk menulis dari pagi sampai siang, dikarenakan masih memiliki banyak waktu luang.

Bapak dua anak ini telah menempuh pendidikan di perguruan tinggi dengan uang hasil menulisnya sebelum resmi menjadi seorang dosen di Universitas Ahmad Dahlan. 

Sudah empat buku yang ia tulis. Buku pertama yang ia tulis yaitu mengenai sosial inteligensi, buku kedua buku ajar tentang psikologi sosial, buku ketiga tentang sang pembelajar sejati, dan yang keempat berjudul Merawat Perdamaian. Alasan lelaki yang lahir di Bantul pada 15 Oktober ini awalnya memiliki motivasi menulis untuk eksistensi. Hadi memulai menulis sejak menjadi reporter di KR Grup. 

Sejak itu ia merasa menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan dan mencerdaskan karena dengan menulis maka seseorang dituntut untuk dapat membaca buku lebih banyak. Sedikit cerita dari dosen yang hangat dengan mahasiswa ini, ia dapat menahan keinginan untuk membeli barang-barang lain, namun tidak dapat menahan keinginan untuk membeli buku. 

Hal ini ia lakukan dengan alasan membaca adalah hal yang memotivasi menulis, dan menulis adalah kegiatan yang telah membiayainya kuliah di perguruan tinggi. Dengan kunci menjaga ritme mood dalam menulis. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement