Rabu 16 May 2018 11:29 WIB

Kekaguman Dua Mahasiswa Asing UAD dengan Indonesia

Dua mahasiswa UAD asal Cina dan Yaman itu meraih juara lomba pidato bahasa Indonesia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Karta Raharja Ucu
Ali Abdul Raoof (22) mahasiswa UAD asal Yaman.
Foto: dokumentasi UAD
Ali Abdul Raoof (22) mahasiswa UAD asal Yaman.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dua mahasiswa asing Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Feng Yangming (22 tahun) mahasiswa asal Guang Dong, Cina dan Ali Abdul Raoof (22) mahasiswa asal Yaman meraih juara Lomba Pidato Bahasa Indonesia pada Selasa, 1 Mei 2018 lalu.

Feng Yangming, mahasiswa UAD Fakultas Sastra, Budaya dan Komunikasi mendapatkan juara 1 Lomba Pidato Bahasa Indonesia bertemakan Emansipasi Wanita Indonesia. Feng yang akrab disapa Reza oleh kawan-kawannya, mengaku tertarik dengan capaian wanita Indonesia sejak zaman perjuangan hingga reformasi.

Dalam pidatonya, Feng menceritakan kiprah pahlawan wanita Kartini. Bagaimana Kartini membawa kemajuan kaum wanita Indonesia. Sebagai mahasiswa sastra, ia memandang perjuangan luar biasa Kartini dari karya-karya sastranya.

"Masa Kartini saat itu kondisi sosial dan pandangan masyarakat terhadap perempuan dalam bidang pendidikan dan politik yang sangat lemah," kata Feng, Selasa (15/5).

Dari perjuangan Kartini inilah, menurutnya, puncak pencapaian perjuangan wanita Indonesia hingga memiliki presiden wanita pertama Megawati Soekarnoputri. Feng juga mengagumi beberapa tokoh wanita nasional lain seperti tokoh sastra dan feminis Indonesia, NH Dini, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, serta Menteri Keuangan Sri Mulyani. 

Menurut dia, capaian Indonesia itu telah melampaui banyak negara lain yang justru sering menyuarakan hak-hak perjuangan kaum wanita. Termasuk semangat perjuangan kaum wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita (TKW).

Ia berpendapat, TKW Indonesia termasuk yang bekerja di Hong Kong, Cina memiliki kelebihan dibandingkan tenaga kerja dari negara lain. "Mereka pekerja keras dan ulet, jauh berbanding jauh dengan tenaga kerja lainnya," ungkap dia.

Kekaguman yang sama atas Indonesia disampaikan Ali Abdul Raoof, mahasiswa UAD asal Yaman yang mengangkat tema Bhinneka Tunggal Ika dalam pidatonya. Ali mengatakan Bhinneka Tunggal Ika adalah anugrah yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, walaupun berbeda-beda suku, bangsa dan agama namun slogan ini bisa mempersatukan semua perbedaan tersebut.

Ali membandingkan apa yang terjadi di negaranya Yaman yang kini berada dalam konflik sosial dan politik tak berkesudahan. Yaman sebagai negara yang berada di kawasan Timur Tengah, secara demografi cenderung seragam, dengan suku yang hampir sama Arab, dan agama yang sama Islam. Yang membedakan hanya perbedaan madzhab.

Namun dari demografi yang seragam tersebut, justru membuat Yaman mengalami konflik sosial dan politik seperti sekarang. Dalam pidatonya, Ali menggambarkan bagaimana tingginya toleransi umat Islam di Indonesia terhadap agama lain.

"Padahal kata Bhinneka Tunggal Ika merupakan bahasa Sansekerta, yang diadopsi dari budaya Hindu dan Budha," jelas Ali. Berkat kekaguman Ali terhadap Bhinneka Tunggal Ika inilah, ia mendapat juara III Pidato Bahasa Indonesia untuk mahasiswa asing tingkat Nasional di Universitas Aisyiyah Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement