Selasa 17 Apr 2018 09:30 WIB

ITS Dirikan Galangan Kapal Kayu pada 2020

Pembangunan galangan setelah kerja sama dengan Albaola Itsa Kultur Faktoria.

Pekerja sedang memperbaiki kapal kayu di Dok Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Senin (26/1). (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja sedang memperbaiki kapal kayu di Dok Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, Senin (26/1). (Republika/ Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya akan mendirikan galangan kapal kayu sebagai pusat studi pendidikan. Pembangungan galangan pascakerja sama dengan salah satu pusat studi budaya maritim Spanyol, Albaola Itsas Kultur Faktoria, pada November 2017.

Dekan Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) ITS, Prof Ir Daniel M Rosyid PhD di Surabaya, Selasa, mengatakan galangan itu ditargetkan akan selesai dibangun pada tahun 2020.

"Sebagai negara maritim yang memiliki luas lautan lebih besar dari daratannya, Indonesia perlu mendirikan pusat produksi kapalnya sendiri," kata Daniel.

Daniel mengungkapkan, ITS sempat berkunjung ke Albaola Itsas Kultur Faktoria di Spanyol pada tahun 2011 dan saat ini ITS berencana melanjutkan kerja sama yang dijalin dengan mengirim lima mahasiswanya untuk magang di tempat itu.

Albaola sendiri diberi UNESCO kepercayaan untuk membangun replika penuh dari San Juan, sebuah kapal kayu pemburu ikan paus yang dibangun di daerah Basques pada tahun 1560-an. Kapal tersebut pernah digunakan untuk berlayar melintasi Atlantik hingga Newfoundland, Kanada, sampai akhirnya tenggelam di perairan Red Bay, Labrador.

Albaola kemudian dinobatkan sebagai pusat pengembangan budaya maritim kelas dunia yang mendidik pemudanya dengan berbagai keterampilan kemaritiman, seperti boat building, rowing, dan sailing.

"Dengan mengirim mahasiswa kami ke sana, kami berharap bisa mengetahui model bisnis seperti apa yang mereka kembangkan untuk kemudian diterapkan di Indonesia," ujar pria asal Klaten.

Guru besar Teknik Kelautan ini mengatakan, dengan adanya galangan kapal milik ITS, industri pembuatan kapal kayu di Indonesia tentu diharapkan akan membaik nantinya.

"Perahu kayu nelayan yang selama ini hanya dikerjakan oleh pengrajin, nantinya akan mendapat sentuhan engineer," ujarnya.

Ia mengatakan, adanya perahu kayu akan menjadi daya tarik tersendiri bagi beberapa sektor pariwisata pantai di Indonesia. Dia mencontohkan di Raja Ampat terdapat kapal kayu yang menjadi ciri khas tersendiri.

Nantinya, menurut Daniel, kapal kayu ini akan diinovasikan sedemikian rupa agar bisa menarik minat turis. Seperti diberi layar. Dengan beberapa keuntungan tersebut tentu galangan kapal kayu akan menjadi ladang perekonomian baru bagi masyarakat nantinya.

Daniel berharap galangan kapal ITS tersebut nantinya dapat menjadi museum atau tempat berkunjung sekaligus belajar mengenai proses pembuatan kapal kayu, khususnya bagi warga Surabaya.

"Angka 2020 yang dipasang bukanlah tanpa perhitungan. Riset sudah dilaksanakan, tinggal menunggu dana terkumpul dari beberapa sponsor," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement