Ahad 01 Apr 2018 11:45 WIB

Mahasiswa IPB Raih Gelar Best Presenter di Jepang

Finalis yang berhasil lolos sampai Hokkaido mencapai 44 tim.

Para pemenang The 15th Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS 15), Jepang.
Foto: Dok IPB
Para pemenang The 15th Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS 15), Jepang.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mahasiswa Teknik Mesin dan Biosistem (TMB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Yudha Putra Arysandy, meraih gelar Best Presenter dalam cluster Agriculture di ajang The 15th Hokkaido Indonesian Student Association Scientific Meeting (HISAS 15). Kegiatan tersebut diadakan oleh Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) Hokkaido, di Sapporo-shi Hokkaido, Jepang, 17-18 Maret 2018.

Finalis yang berhasil lolos sampai Hokkaido di antaranya berasal dari IPB, ITP, UB, UNPAD, UNJ, ITS dan lainnya. Totalnya berkisar 44 tim. Tema yang diusung pada kegiatan HISAS 15 tersebut adalah Integrated Science for Attaining Indonesia’s Golden Generation in 2045.

Yudha dan timnya yang terdiri dari Mu’minah Mustaqimah dan Septyani Putri Mahanani menciptakan alat untuk memonitoring dan merekam suhu serta kelembaban di dalam greenhouse. Nama alat tersebut adalah Portable Greenhouse Monitoring Device.

Alat ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya dengan menggunakan sensor.

“Setiap beberapa saat, data yang dihasilkan akan tercatat secara berkala melalui sd card dan internet. Data yang tercatat meliputi beberapa aspek seperti suhu, kelembaban, dan intensitas cahaya. Ini memudahkan peneliti dalam memantau aktivitas di dalam greenhouse. Data yang dihasilkan dapat menjadi rujukan untuk memberikan perlakuan pada tanaman di dalam greenhouse,” kata Yudha dalam rilis IPB yang diterima Republika.co.id, Sabtu (31/3).Final

Tidak hanya itu, alat tersebut juga dapat membedakan keadaan suhu dan kelembaban pada dua jenis greenhouse (satu bukaan atap dan dua bukaan atap). Selain dimanfaatkan untuk penelitian, alat pendeteksi tersebut juga dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sistem greenhouse ataupun hidroponik.

Sementara itu, menurut Yudha pada hari pertama di Jepang, mereka mendapatkan kuliah umum dari beberapa ahli. Setelah itu setiap tim melakukan presentasi paper yang sudah dibuat di hadapan seluruh peserta dan penguji.

 

“Pada hari terakhir, kami  melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Kota Sapporo. Mulai dari tempat pengelolaan air bersih, museum pencegahan bencana alam dan Sapporo TV Tower,” jelas Yudha.

Yudha mengaku  sangat terkesima dengan kehidupan masyarakat Jepang. Mulai dari ketertiban, budaya membaca, dan masyarakat Jepang yang sangat ramah meskipun kepada orang asing. Pengalaman yang paling berkesan untuk Yudha adalah merasakan suhu ekstrem yang tidak biasa di Indonesia yaitu sampai minus lima derajat celcius.

“Saya sangat senang dan bersyukur bisa mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement