Sabtu 24 Mar 2018 01:12 WIB

ITS Juarai Kompetisi Kapal Ferry Safety Design Amerika

Basudewa meraih peringkat dua dalam ajang Worldwide Ferry Safety Design Competition.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Dwi Murdaningsih
Kapal Archimaiden yang didesain Tim Basudewa ITS.
Foto: dok. ITS
Kapal Archimaiden yang didesain Tim Basudewa ITS.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Basudewa, tim yang terdiri dari mahasiswa Departemen Teknik Perkapalan dan Teknik Sistem Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mampu mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah internasional. Itu setelah Basudewa meraih peringkat dua dalam ajang Worldwide Ferry Safety Design Competition, yang diadakan oleh Worldwide Ferry Safety Association di Amerika Serikat (AS).

Adalah Jangka Ruliyanto, Raja Andhika RR, Rahmat Diko Edfi, Novario Adiguna P, Alvinur, Yudha A, dan Riyan Bagus P yang berhasil mengharumkan nama Indonesia di Negeri Paman Sam. Tim Basudewa berada di bawah bimbingan Agoes Santoso dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan (Siskal) dan Hasanuddin dari Departemen Teknik Perkapalan.

Ketua Tim Basudewa, Jangka Yulianto menjelaskan, pada Worldwide Ferry Safety Design Competition ini, penilaian desain kapal ditentukan pada keamanan, faktor ramah lingkungan, mudah dibangun, dan biaya pembangunan yang murah. Desain kapal sendiri dirancang berdasarkan studi kasus yang berada pada selat antara Singapura, Malaysia dan Batam.

"Penilaian terhadap desain kapal ferry peserta kompetisi ini dilakukan secara online jarak jauh," kata Jangka melalui pesan singkatnya, Jumat (23/3).

Secara struktur, lanjut Jangka, desain kapal ferry rancangan Tim Basudewa memiliki keunggulan di bagian stabilitas, konstruksi kapal, serta disesuaikan dengan karakter dermaga dan laut yang mengacu pada ombak di Selat Singapura sebagai studi kasus. Sementara sistem keamanan kapal ferry ini dirancang berdasarkan regulasi Safety of Life at Seas (Solas) 3 dan 4. Dimana, kapal memiliki pemadam api dan rute evakuasi sebagai standar keselamatan.

Selain itu, kapal ferry yang didesain tim mahasiswa ITS ini digerakkan menggunakan teknologi twin-screw water jet sebagai tenaga penggerak, dengan menggunakan bahan bakar hibrida sebagai sumber energi. Menurut Jangka, penggunaan bahan bakar hibrida lebih hemat dari segi biaya operasional dibanding kapal ferry di Selat Singapura pada umumnya.

"Penghematan biaya bisa mencapai 17,21 persen," ujar Jangka.

Kompetisi ini, lanjut Jangka, diikuti oleh 19 negara, termasuk AS, Jerman, Prancis, Belanda, dan negara maju lainnya. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi tim ITS, karena mampu mengungguli negara-negara maju yang terkenal dengan teknologi terbarunya.

Pembimbing Tim Basudewa, Agoes Santoso menuturkan, 19 negara yang mengikuti kompetisi ini semua siap dengan kualitas hasil dan mental. Kita tidak menyangka bisa juara dua. Yang kami tanamkan adalah terus semangat menghasilkan desain kapal yang nyaman, andal, ramah lingkungan, dan efisien, kata dosen Siskal tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement