Kamis 22 Mar 2018 21:50 WIB

Kemenristekdikti Bina Perguruan Tinggi Nakal dan Bermasalah

Sekitar 241 perguruan tinggi bermasalah yang dibina.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir usai memberikan kuliah umum bertema Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis (22/3).
Foto: Republika/Eric Iskandarsjah Z
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir usai memberikan kuliah umum bertema Kebijakan Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia Menghadapi Revolusi Industri 4.0 di Kampus Utama Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Kamis (22/3).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) Mohammad Nasir menyatakan pihaknya telah dan sedang melakukan pembinaan terhadap ratusan perguruan tinggi yang dianggap bermasalah.

"Kami melakukan pembinaan kepada semua perguruan tinggi yang kurang baik dan yang nakal, jika sudah dibina perguruan tinggi ini semakin baik maka akan kami lepas," kata Menteri Ristekdikti M. Nasir di Yogyakarta, Kamis (22/3).

Namun kata dia, jika perguruan tinggi tersebut melakukan kecurangan seperti menjual ijazah maka Kemenristekdikti langsung memberi sanksi. "Kalau ada kasus seperti itu, kami harus selesaikan dengan menutup perguruan tinggi tersebut," kata M. Nasir.

Dia mengatakan dari 241 perguran tinggi bermasalah yang dibina Kemenristekdikti, 100 lebih di antaranya telah ditutup karena melakukan kecurangan. "Sebanyak 241 perguruan tinggi tersebut masalahnya beragam, ada yang kaitannya dengan manajemen perguran tinggi juga, sehingga kami mencarikan mereka solusi seperti bergabung dengan perguruan tinggi lain atau tutup," kata dia.

Namun kata dia jika melakukan kecurangan maka perguruan tinggi tersebut akan langsung ditutup agar perguruan tinggi di Indonesia semakin berkualitas dan akan meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement