Selasa 20 Mar 2018 10:11 WIB

Dosen ITS Teliti Pencegahan Rusaknya Bangunan Sungai

Erosi dan sedimentasi juga disebabkan oleh perubahan debit sungai

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sungai Brantas (ilustrasi)
Foto: Antara/Arief Priyono
Sungai Brantas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Besarnya debit air dapat menyebabkan propagasi alur sungai yang bisa berpengaruh pada tingkat keamanan dan kerawanan bangunan sungai yang telah dibuat. Kondisi tersebut mendorong tim dosen dari Departemen Teknik Infrastruktur Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya untuk melakukan analisis pada fluktuasi debit air yang melalui sungai .

Propagasi alur sungai adalah suatu proses di dalam sungai yang berkaitan dengan erosi di satu sisi disertai dengan sedimentasi di sisi lain. Ini berakibat pada bergesernya alur sungai sehingga bisa membahayakan infrastruktur di dekatnya.

Tim ini yang terdiri dari tiga dosen yaitu Kuntjoro, Ismail Saud, dan Didik Harijanto ini berhasil memodelkan pergerakan alur sungai guna menentukan tingkat kerawanan bangunan sungai dengan tepat. Ketua tim, Kuntjoro menjelaskan, debit pada suatu sungai tidak pernah konstan.

"Ini serupa dengan catatan yang dihasilkan oleh alat perekam muka air otomatis atau biasa disebut Automatic Water Level Recorder (AWLR). Erosi dan sedimentasi juga disebabkan oleh perubahan debit sungai, hal itu berpengaruh terhadap pembentukan dan perubahan dasar sungai," kata Kuntjoro dalam siaran persnya, Selasa (20/3).

Kuntjoro menjelaskan, penelitian dilakukan pada kawasan sungai Brantas, dengan mempertimbangkan hidraulika sungai, luas penampang basah, kedalaman air dan kemiringan dasar sungai, transportasi sedimen berperan dalam pembentukan keseimbangan geometri sungai. "Kami melakukan analisis propagasi alur sungai, sedimen dan geometris sungai Brantas di segmen Mojokerto," ujar Kuntjoro.

Dalam kurun dasawarsa terakhir yang tercatat pada AWLR, kata Kuntjoro, terlihat perubahan-perubahan pola fluktuasi debit yang ditengarai sebagai pemicu propagasi alur sungai. Analisis debit dilengkapi dengan data geometri sungai dan teknis tanah yang kemudian dianalisa dengan teori KUN-QArSHOV dan metode Wallingford.

Kuntjoro menerangkan, analisis yang dilakukan tersebut dapat memprediksikan aliran sungai, debit, dan sedimentasinya. Ini kemudian memunculkan satu kesimpulan bahwa pergerakan sungai dipengaruhi oleh besarnya fluktuasi debit dan geometri sungai.

Kuntjoro mengatakan, hasil dari penelitian ini telah diaplikasikan pada pembangunan sungai Batui di Luwuk, Sulawesi Tengah. Kemudian, di tahun ini juga akan dilakukan penelitian lebih lanjut terkait deteksi dini banjir dengan indikator pola fluktuasi debit.

"Tahun 2018 ini, kami akan melanjutkan penelitian yang sama untuk menyempurnakan hasil dari sebelumnya," kata dosen hidraulika ITS tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement