Sabtu 17 Mar 2018 12:59 WIB

Perawat Harus Bisa Beradaptasi di Era Digital

Perawat juga harus punya critical thingking.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yudha Manggala P Putra
Salah seorang perawat sedang memeriksa pasien di rumah sakit (ilustrasi).
Foto: Antara
Salah seorang perawat sedang memeriksa pasien di rumah sakit (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Perawat belakangan turut memiliki tantangan tersendiri di tengah globalisasi dan era digital. Dosen Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Ariani Arista Putri, menilai perawat saat ini harus bisa mengimbangi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar berbasis teknologi.

"Perawat harus melek terhadap teknologi informasi dan mengutamakan keselamatan pasien untuk peningkatan mutu layanan terhadap pasien, kompetensi ini juga harus dimiliki tenaga medis lainnya," kata Ariani, Jum'at (16/3).

Ia mengatakan, perawat memiliki peran besar dan penting dalam memberikan pelayanan sesuai standar keperawatan. Perawat merupakan tenaga medis yang berada di sisi pasien paling lama dibandingkan dengan tenaga kesehatan lainnya.

Karenanya, Ariani melihat, kemampuan untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien secara berkualitas dan aman sangat dibutuhkan. Jika dianalogikan di ruang perawatan, maka perawat merupakan ibu rumah tangga.

"Ibu rumah tangga yang selama 24 jam di ruang perawatan, sementara dokter, ahli gizi dan lainnya adalah tamu yang hanya sebentar di sisi pasien," ujar lulusan doktor University of Illinois Hospital and Health Science System tersebut.

Ariani berpendapat, perawat saat ini tidak hanya dituntut bisa menjadi penyedia layanan keperawatan yang berkualitas semata. Bahkan, ia merasa perawat diharapkan pula mampu menjadi advokat bagi para pasien.

Peran sebagai advokat untuk membantu pasien dan keluarga dalam memberikan informasi dari pemberi pelayanan, atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Selain itu, ia berperan menjadi mediator dan melindungi hak-hak pasien atas pelayanan yang baik.

"Perawat juga harus punya critical thingking menghadapi semua elemen baik itu pasien dan tenaga medis lainnya," kata Ariani.

Untuk itu, ia menekankan, peran perawat tidak sebatas memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas. Melainkan, wajib memiliki keahlian konseling untuk menyampaikan edukasi bagi pasien terkait tindakan preventif dan promosi kesehatan bagi masyarakat.

Terkait kualitas perawat di Indonesia, ia melihat perawatan di Tanah Air memiliki kealitas yang baik dan tidak kalah dibandingkan negara-negara di Asia. Namun, penguasaan bahasa masih jadi kendala utama yang dihadapai perawat Indonesia yang akan bekerja ke luar negeri.

"Standar kompetensi perawat dengan kualifikasi internasional juga masih belum terpenuhi," ujar Ariani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement