Jumat 09 Mar 2018 12:53 WIB

Pakar ITB Ciptakan Aplikasi Prediksi Banjir di Citarum

Alat tersebut difungsikan di 13 belas titik

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Sungai Citarum
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sungai Citarum

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pakar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menciptakan alat mitigasi bencana banjir yang diberi nama FEWEAS (Flood Early Warnng and Early Action System) Citarum. FEWEAS dapat memprediksi banjir di daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Alat ini merupakan aplikasi berbasis sistem Android, iOS dan Web-Based generasi ke-2. Sebelumnya, FEWEAS diciptakan untuk wilayah sungai Bengawan Solo.

Ketua Tim pengembangan FEWEAS dari Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Dr. Armi Susandi mengatakan aplikasi tersebut diciptakan karena pengadaan stasiun pengamatan tergolong mahal.  "Untuk itu, ITB bekerja sama dengan instansi Perum Jasatirta II untuk tiga belas titik pos duga air di DAS Citarum yang terhubung dengan aplikasi FEWEAS," katanya seperti dalam siaran pers yang diterima Republika, Jumat (9/3).

Armi menyebutkan alat ini difungsikan di 13 belas titik yaitu Siphon Cibebet, Jengkol Weir, Macan Weir, Gadung Weir, Salamdamra Weir, Bendungan Cikarang, Bendungan Cibeet, Siphon Bekasi, Bendungan Walahar, Tailrace, Majalaya, Bendungan Cisomang. Selain itu juga ditambah dukungan 12 pos curah hujan dan 6 pos cuaca yang tersinkronisasi dengan aplikasi FEWEAS.

Ia mengungkapkan pengamatan curah hujan dan tinggi muka air dapat diukur sepanjang DAS Citarum menggunakan beberapa peralatan yaitu Automatic Weather Station (AWS) untuk pengamatan cuaca, Automatic Water Level Recorder (AWLR) untuk mengukur tinggi muka air, dan Automatic Rain Gauge untuk mengukur curah hujan. Sistem yang dikembangkan merupakan kombinasi dari informasi prediksi cuaca dan prediksi genangan resolusi tinggi hingga 1 km.

"Informasi yang dikirim FEWEAS adalah prediksi jangka pendek, menengah dan informasi observasi near real time. Prediksi jangka pendek di antaranya status kewaspadaan banjir, genangan, tinggi muka air, dan cuaca dalam interval 1 jam untuk tiga hari ke depan. Prediksi jangka menengah di antaranya prediksi kerentanan banjir dalam interval 10 hari untuk 5 tahun ke depan," tuturnya.

Aplikasi FEWEAS ini dikatakannya mudah digunakan oleh masyarakat secara umum. Masyarakat juga dapat berbagi informasi menggunakan aplikasi FEWEAS. Selain prediksi bencana banjir, ujarnya, aplikasi FEWEAS juga memberikan rekomendasi tindakan aksi mitigasi bencana untuk mengurangi risiko dampak bencana berdasarkan hasil prediksinya.

Untuk mengirimkan prediksi bencana pada masyarakat, FEWEAS juga dilengkapi dengan fitur Common Alerting Protocol (CAP) sebagai pendukung keputusan yang berguna untuk mengumumkan status kewaspadaan dan mengirim secara otomatis lewat web, Android/iOS, atau SMS. Pada aplikasi ini terdapat pula pilihan adaptasi untuk mengurangi level kerentanan bencana banjir dari hulu hingga hilir untuk 5 tahun ke depan.

"Sebagai pilot project, FEWEAS saat ini telah digunakan oleh masyarakat untuk mengantisipasi banjir di daerah aliran Sungai Bengawan Solo yang melewati dua provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement