Senin 26 Feb 2018 11:14 WIB

Cerita Mahasiswi UII Ikuti Sundance Film Festival 2018

Sundance Film Festival 2018 digelar 18-26 Februari.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Foto: uii.ac.id
Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Shofi Latifah Nuha Anfesi, mahasiswi Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Islam Indonesia (UII), terlibat aktif sebagai peserta dalam Sundance Film Festival 2018. Festival itu akan diselenggarakan di Park City, Utah, Amerika Serikat 18-26 Februari 2018.

 

Keikutsertaan penerima beasiswa ungulan Pondok Pesantren UII 2017 ini didampingi salah satu produser film dari Indonesia. Shofi, sapaan akrabnya, sempat menceritakan pengalaman dapat mengikuti festival yang bermula dari acara yang diikutinya saat duduk di bangku SMA.

 

Acara yang dihelat di Los Angeles itu bernama International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2017 pada 14-19 Mei 2017. Sebelum ke LA, Shofi mengungkapkan sutradara dari Fishbowl Films AS, Laura Fix, datang ke Indonesia mendokumntasikan penelitian pribadinya.

 

Penelitian orang yang berkecimpung di lembaga produser itu dikerjakan bersama temannya yang dikemas dalam film yang berjudul Inventing Tomorrow. Kemudian, Shofi yang berasal Bangka Belitung melakukan proses pengambilan gambar di Los Angeles dan Indonesia.

 

Akhirnya, tahun lalu Laura Fix yang mendokumentasikan penelitiannya menyampaikan film itu lolos dalam kompetisi Sundance di Park City. Semua tokoh yang terlibat dalam pembuatannya diundang di pemutaran film perdana, wawancara dan diskusi panel di Sundance Film Festival.

 

Mengikuti itu, Shofi ditemani peserta lain dari India, Hawaii dan mahasiswa Universidad Autonoma da Nuevo Leon. Ia merasa, pengalaman menarik seperti melihat banyak orang yang menangis setelah melihat filmnya, dan berbincang dengan tokoh-tokoh penting dunia.

 

Termasuk, lanjut Shofi, berbincang dengan Nuclear Physicist, Taylor Wilson dan asisten mantan presiden AS Barack Obama, Megan Smith. Dalam kesempatan ini, Shofi mengaku senang dapat memperkenalkan Islam dan budayanya di depan orang-orang AS melalui keikutsertaannya.

 

Terutama, ikut sertanya dalam penelitian aplikasi STEM, kompetis Intel ISEF dan Inventing Tomorrow. Shofi berharap, kehadiran film Inventing Tomorrow ini dapat mengubah pandangan orang-orang di negara lain terhadap Islam yang dianggap jauh dari sains.

 

"Karena justru sains muncul dari ilmuwan-ilmuwan Islam dan sains merupakan representasi dari tanda-tandanya Allah SWT sebagai sang pencipta alam semesta," kata Shofi.

 

Shofi mengimbau, agar pemuda dan pemudi Muslim agar dapat mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut Shofi, ilmu pengetahuan merupakan jembatan manusia yang dapat dijadikan sebagai alat untuk meraih kesuksesan di dunia.

 

"Akan tetapi, jangan sampai pernah menghilangkan aqidah kita, akhlakul karimah dan jati diri kita sebagai umat Islam," ujar Shofi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement