Kamis 08 Feb 2018 01:25 WIB

Mahasiswa Didorong Lebih Peka Terhadap Masalah Sosial

Jangan hanya terkungkung dengan pelajaran di kelas.

Mahasiswa menulis jawaban soal ujian akhir semester. (Ilustrasi)
Foto: EPA/MANUEL BRUQUE
Mahasiswa menulis jawaban soal ujian akhir semester. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Rektor Universitas Surabaya (Ubaya) Prof Joniarto Parung mendorong mahasiswanya untuk lebih sensitif dan peka terhadap masalah sosial di sekitarnya. Jangan sampai mahasiswa hanya terkungkung dengan pelajaran di kelas.

Joni saat ditemui di kampus setempat usai diskusi "Best Pratice" dengan peraih penghargaan Inspiring Young Leader oleh Presiden Joko Widodo, Stanley Ferdinandus mengatakan, mahasiswa saat ini banyak yang tidak peka dan sensistif akan permasalah sosial yang ada di sekitar mereka.

"Diskusi ini untuk menggugah mahasiswa untuk lebih sensitif, lebih peka terhadap masalah sosial di sekitar. Demikian juga dosen supaya lebih bisa mendorong bukan hanya terkungkung dengan pelajaran-pelajaran yang ada di dalam kelas," kata Joni.

Diskusi tersebut, kata Joni untuk lebih memahami kondisi nasional secara keseluruhan sebagai bagian dari komunitas masyarakat komunitas terdidik.

Dia mengemukakan, berbagai upaya sudah dilakukan untuk meningkatkan kepekaan mahasiswanya kepada permasalahan sosial. Salah satunya dengan kegiatan pengabdian yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Mayarakat (LPPM) seperti Kuliah Kerja Nyata (KKN) bersama mahasiswa antarfakultas ke desa-desa.

"Kegiatan semacam ini bisa mendorong dan menggugah mahasiswa sejak semester awal. Supaya bisa belajar untuk bermanfaat kepada masyarakat," ujarnya.

Pendiri Yayasan Heka Leka di Maluku Stanley Ferdinandus mengatakan yayasan yang didirikannya memang fokus untuk pendidikan di daerahnya pascakerusuhan di wilayah itu.

"Heka Leka dalam tahap membangun. Semua semangat dan bertahan. Mimpi teman yang lain tetap berkobar untuk tahun ke depan," kata alumnus Teknik Informatika Ubaya itu.

Meski telah mendapat penghargaan dari Presiden Jokowi, Stanley menegaskan, jika penghargaan tidak menjadi tujuan utamanya. Bisa mengajar anak-anak di kampungnya adalah kebahagiaan bagi dia.

Walau harus mencari uang untuk program dan tidak istirahat, tapi dia dan teman-temannya bahagia melihat orang lain bisa dibantu dan bersekolah. Guru pun bisa mengajar dengan baik.

"Yang belum dicapai banyak. Yang belum maksimal, lebih banyak teman yang tidak lagi dari Heka Leka tapi dari gerakan pendidikan lain di Maluku bisa berkolaborasi dan berkembang," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement